Filipina Tolak Pindahkan Kapal Perang di Laut China Selatan

Sebuah kapal perang Filipina patroli di Laut China Selatan. Foto: Associated Press

Filipina Tolak Pindahkan Kapal Perang di Laut China Selatan

Medcom • 10 August 2023 12:51

Manila: Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Rabu, 9 Agustus 2023 membantah rumor kesepakatan dengan Tiongkok untuk memindahkan kapal perang yang mangkir di Laut China Selatan. Kapal ini berfungsi sebagai pos militer di kawasan tersebut. 

 

Pada Senin, 7 Agustus 2023 lalu Filipina dituduh mengingkari janji yang dibuat secara eksplisit untuk memindahkan kapal yang sudah mangkir sejak 1999 sebagai penanda klaim teritorial Filipina di wilayah tersebut

 

Rumor ini dibantah langsung oleh Presiden Filipina yang mengaku tidak tahu menahu perihal perjanjian tersebut. Ia dengan tegas mengatakan akan membatalkan perjanjian tersebut jika memang benar adanya. 

 

"Biar saya melangkah lebih jauh, jika memang ada perjanjian seperti itu, saya batalkan perjanjian itu sekarang,” pungkasnya dikutip dari Channel News Asia, Kamis 10 Agustus 2023 

 

Asisten Direktur Jenderal Dewan Keamanan Nasional, Jonathan Malaya bahkan menantang Tiongkok untuk menunjukkan bukti. 

 

"Untuk semua maksud dan tujuan, itu (perjanjian)adalah isapan jempol dari imajinasi mereka" pungkasnya" kata Malaya, dikutip melalui sumber yang sama. 

Perihal bantahan ini , Kedutaan Besar Tiongkok di Manila belum memberikan respons apapun. 

 

Perselisihan Filipina dan Tiongkok
 

Selama bertahun tahun kedua negara memang terlibat dalam konfrontasi on-off di Beting. Sabtu kemarin, Filipina menuduh penjaga pantai Tiongkok meloloskan meriam air untuk menghalangi misi pasokan ke Sierra Madre. 

 

Negeri Tirai Bambu membangun sejumlah pulau buatan di kawasan Laut China Selatan dengan perlindungan militer. Kedaulatan yang diklaim negara ini bertumpang tindih dengan ZEE beberapa negara asia tenggara termasuk Filipina.

 

Namun, pada 2016 Filipina berhasil memenangkan putusan arbitrase internasional atas Tiongkok setelah semua pengadilan sepakat klaim kedaulatan Beijing di Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum termasuk di Second Thomas Shoal atau Dangkalan Thomas. 

 

Pakar maritim di Universitas Filipina, Jay Batongbacal mengatakan, penguasaan Second Thomas Shoal tidak hanya soal strategis. Bagi Tiongkok, pulau itu berpotensi menjadi lokasi ideal pembangunan pangkalan militer. (Hillary Sitohang)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)