Sungai Ombilin di Kabupaten Tanah Datar justru memamerkan air berwarna biru-hijau. Instagram @sumbar_rancak
Whisnu Mardiansyah • 4 December 2025 11:07
Padang: Sungai Ombilin mendadak viral di media sosial usai salah seorang warganet mengunggah warna airnya yang biru jernih bak Sungai Are di Swiss. Sungai Ombilin
melintasi jantung Sumatra Barat dari puncak Bukit Barisan hingga dataran rendah Riau.
Nama resminya adalah Batang Ombilin, sungai yang memulai hulunya dari Danau Singkarak danau vulkanik terbesar di Sumatra Barat. Danau Singkarak. Membentang sepanjang 21 kilometer dengan kedalaman mencapai 268 meter, danau tektonik ini adalah reservoir raksasa yang menjadi sumber kehidupan bagi Kabupaten Solok dan Tanah Datar. Pemandangan di sini kerap disebut mirip lukisan alam.
Setelah meninggalkan Singkarak, Ombilin mengalir ke Timur, menyusuri lembah curam sebelum memasuki wilayah Kota Sawahlunto. Di sini, sungai menjadi saksi bisu kejayaan industri batu bara kolonial.
Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto, yang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Dunia pada 2019, tidak dapat dipisahkan dari sungai ini. Ombilin menjadi jalur transportasi vital untuk mengangkut batu bara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Namun kehidupan di tepian Ombilin tidak melulu tentang industri. Di desa-desa seperti Rantih, tradisi kuno masih bertahan. Warga setempat masih melakukan mendulang emas atau dugang mengambil pasir dan kerikil dari dasar sungai untuk diayak mencari butiran emas.
Perjalanan Ombilin terus berlanjut ke wilayah Sijunjung. Di sini terjadi pertemuan penting Ombilin bersatu dengan Batang Sinamar dan Batang Palangki. Pertemuan tiga sungai besar ini melahirkan entitas baru Batang Kuantan.
Pertemuan ini bukan hanya perkara bertambahnya volume air. Menurut penelitian dari Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Andalas, daerah pertemuan sungai ini memiliki keanekaragaman makrozoobentos organisme dasar sungai seperti larva serangga dan siput yang sangat tinggi. Indikator biologis ini menandakan ekosistem perairan yang masih relatif sehat di segmen tersebut.
Hilir: Menuju Pesisir Timur dan Fenomena 'Swiss Van Sumatra'
Sebagai Batang Kuantan, sungai ini mengalir keluar dari pegunungan Sumatra Barat, memasuki dataran Riau, hingga akhirnya menjadi bagian dari sistem Sungai Indragiri yang bermuara di Selat Malaka. Peran ekologisnya berlanjut sebagai penyuplai sedimen bagi wilayah pesisir timur Sumatra.
Namun, Ombilin sempat membuat decak kagum publik nasional pada awal Desember 2025. Usai banjir bandang melanda sebagian Sumatra Barat, sebuah segmen Ombilin di Kabupaten Tanah Datar justru memamerkan air berwarna biru-hijau yang jernih bak kristal. Video yang viral itu memicu komentar warganet yang menyamakannya dengan sungai-sungai di Swiss.
Fenomena ini dijelaskan oleh ahli geologi. “Warna jernih biru-hijau itu disebabkan oleh karakter batuan kapur (kars) di hulu sungai. Batuan ini menghasilkan sedimen yang minimal, sehingga meski terjadi banjir, air tetap relatif jernih,” jelas Prof Dr Ade Septian, geolog dari Institut Teknologi Bandung, Jumat, 5 Desember 2025.

Di balik keindahan dan manfaatnya, Ombilin menghadapi tekanan lingkungan yang nyata. Aktivitas pertanian intensif di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) membawa risiko pencemaran dari pupuk dan pestisida. Studi Dinas Lingkungan Hidup Sumatra Barat tahun 2023 menunjukkan peningkatan parameter Total Suspended Solid (TSS) dan nutrien di beberapa titik pemantauan.
Ancaman lain datang dari aktivitas pertambangan dan alih fungsi lahan. “Pendangkalan di beberapa segmen mulai terlihat. Ini bisa memperparah dampak banjir di musim hujan,” ungkap Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran DLH Sumbar Maya Sari.
Upaya pelestarian pun dilakukan. Pemerintah provinsi bersama komunitas lokal menggalakkan program penanaman kembali (reforestasi) di daerah hulu dan sosialisasi pertanian ramah lingkungan.
“Kami sedang mengembangkan model pertanian terintegrasi di DAS Ombilin yang mengurangi limpasan kimia ke sungai,” tambah Maya.
*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.