BNPB Perkirakan Biaya Perbaiki Kerusakan Akibat Bencana Mencapai Rp51,82 T

Presiden Prabowo Subianto (tengah) memimpin rapat koordinasi penanganan dampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (7/12/2025). ANTARA/HO-Do

BNPB Perkirakan Biaya Perbaiki Kerusakan Akibat Bencana Mencapai Rp51,82 T

Achmad Zulfikar Fazli • 8 December 2025 01:26

Banda Aceh: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto melaporkan perkiraan biaya memperbaiki kerusakan akibat bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, mencapai Rp51,82 triliun. Estimasi itu kemungkinan masih bertambah mengingat jumlah korban belum mencapai data final dan terus diperbarui.

“Tentu saja, data ini belum akurat, Bapak Presiden, masih terus kami lengkapi. Kami berkoordinasi dengan Kementerian PU. Tadi dari Bapak Menteri PU khusus untuk Aceh saja, pemulihan sampai dengan saat ini (hingga) kondisi seperti semula membutuhkan anggaran Rp25,41 triliun,” kata Suharyanto memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto dalam rapat koordinasi penanganan bencana Sumatera di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, dilansir dari Antara, Minggu, 7 Desember 2025.

Suharyanto mengatakan biaya perbaikan di daerah-daerah terdampak bencana di Sumatra Utara mencapai Rp12,88 triliun. Sementara itu, biaya perbaikan untuk wilayah Sumatra Barat mencapai Rp13,52 triliun.

“Kami laporkan ini secara nasional Bapak Presiden, dari Kementerian PU dengan penjumlahan dari tiga provinsi, estimasi yang diperlukan, dana, sekian Bapak,” kata Kepala BNPB kepada Presiden.


Banjir Bandang di Jorong Labuah Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. (Foto: Yose Hendra)

Baca Juga: 

Presiden: Jangan Mencari Keuntungan di Tengah Penderitaan Rakyat!

Anggaran perbaikan itu, kata Suharyanto, bakal dipergunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada korban, pengungsi, dan masyarakat umum, mempercepat penyaluran santunan bagi ahli waris korban yang meninggal dunia dan hilang, mencukupi stok logistik secara berjenjang dari tingkat desa/gampong sampai ke daerah tingkat atasnya.

“Kemudian, untuk daerah-daerah yang relatif sudah pulih, seperti di Sumatra Barat, sebagian Sumatra Utara, kami akan masuk tahap rehabilitasi, rekonstruksi. Jadi, tidak sama-sama ini, Bapak. Daerah-daerah yang sudah lebih baik dia bisa duluan (rehabilitasi),” kata Kepala BNPB.

Dalam fase rehabilitasi itu, Suharyanto menyampaikan rencana pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) untuk para pengungsi.

Huntara yang rencananya menjadi tempat tinggal sementara para pengungsi, direncanakan dibangun anggota satuan tugas (satgas) dari TNI dan Polri.

“Kemudian huntap, hunian tetap, (dibangun) setelah hunian sementara jadi. Kemudian, dibangun hunian tetap. Kami mohon yang relokasi, yang harus pindah itu. Kami mohon dari Kementerian Perumahan yang membangun, Bapak (Presiden),” kata Suharyanto.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Achmad Zulfikar Fazli)