Presiden Prabowo Subianto. Foto: Dok Setpres
M Sholahadhin Azhar • 7 December 2025 18:19
Jakarta: Gagasan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengenai pembentukan koalisi permanen dianalisis. Gagasan itu dinilai bukan sekadar wacana politik.
"Koalisi tersebut kebutuhan strategis untuk memastikan stabilitas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun mendatang," jelas Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Kendari Andi Awaluddin Maruf, dalam keterangan tertulis, Minggu, 7 Desember 2025.
Menurut Andi, Prabowo memiliki visi transformasi bagi Indonesia. Namun visi besar, kata dia, membutuhkan ruang politik yang tenang dan stabil agar dapat dijalankan tanpa gangguan tarik-menarik kepentingan partai.
“Kalau setiap hari pemerintah sibuk urus partai yang keluar-masuk koalisi, kapan fokus ke rakyat,” ujar Andi.
Andi menegaskan, konsep koalisi permanen tidak boleh dipahami sebatas janji tidak hengkang dari kabinet. Lebih dari itu, ini harus menjadi komitmen kolektif seluruh partai pendukung untuk sungguh-sungguh menjalankan visi dan misi yang sudah disampaikan Prabowo sejak masa kampanye.
“Kalau semua menteri dan ketua partai bergerak satu arah, hasilnya pasti jauh lebih besar,” katanya.
Baca Juga:
Bahlil: Golkar akan Jaga Presiden Prabowo |
