Mulai 11 Juni Bus Salawat bagi Jemaah Haji Berhenti Beroperasi

Ilustrasi haji. Foto: Dok Kemenag

Mulai 11 Juni Bus Salawat bagi Jemaah Haji Berhenti Beroperasi

Media Indonesia • 9 June 2024 23:10

Jakarta: Bus salawat yang melayani jemaah haji Indonesia tidak lagi beroperasi mulai 11 Juni 2024 atau 5 Dzulhijjah 1445 H. Jemaah haji Indonesia selama ini difasilitasi bus salawat selama 24 jam untuk transportasi dari hotel ke Masjidil Haram

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, alasan dihentikannya operasional bus haji ini. Ia berharap agar para jemaah fokus untuk persiapan puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). 

"Jemaah dapat beristirahat penuh dan mempersiapkan diri menjalani rangkaian puncak haji," ucap Widi, Minggu, 9 Juni 2024.

Seluruh aktivitas jemaah pada 11 Juni 2024 hingga menjelang puncak haji dilakukan di musala hotel atau masjid di sekitar hotel. Sehingga nantinya jamaah haji diimbau untuk tidak kaget apabila tiba-tiba tidak ada bus salawat.

Selain itu, jemaah diminta untuk menyiapkan fisik dan mental, serta menjaga kesehatan agar tidak sakit saat puncak haji. Cuaca di Makkah saat ini selalu di atas 40 derajat celcius, bahkan diperkirakan suhu udara mencapai 50 derajat celcius pada puncak haji.

Pada 14 Juni 2024, jemaah haji akan berangkat ke Arafah menggunakan bus. Setiap jemaah haji harus memiliki smart card,. Sebelum naik ke bus, petugas akan men-scan smart card jemaah. Setelah lengkap pintu bus akan disegel dengan stiker.
 

Baca juga: 204 Ribu Jemaah Tiba di Tanah Suci


Segel pintu bus akan dibuka di depan maktab di Arafah. Hal ini dilakukan untuk menghindari masuknya jemaah non-visa haji yang berusaha menyelundup atau diselundupkan ke bus jemaah haji reguler.

PPIH juga menyiapkan skema murur di Muzdalifah bagi jamaah haji lansia, disabilitas dan memiliki risiko tinggi secara medis. Ada kuota 55 ribu jamaah yang mengikuti skema murur atau hanya melintas di Muzdalifah karena langsung ke Mina untuk mengantar jemaah melontar jumrah.

“PPIH akan membekali jemaah batu kerikil sejak jemaah ada di Arafah. Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Jumlah tersebut cukup untuk keperluan lontar Jumrah Aqobah hingga selesai Nafar Tsani,” kata Widi. (Heryadi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)