Kehancuran di Lebanon akibat serangan Israel. Foto: EPA
Marcheilla Ariesta • 24 October 2024 16:40
Paris: Prancis akan menyelenggarakan konferensi internasional pada Kamis, 24 Oktober 2024, untuk mendukung Lebanon. Mereka akan mengumpulkan dana dan memastikan bantuan kemanusiaan di tengah serangan Israel.
“Acara tersebut akan mempertemukan perwakilan dari 70 negara dan 15 organisasi internasional,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot, dilansir dari Anadolu.
Konferensi yang akan diluncurkan oleh Presiden Emmanuel Macron juga bertujuan untuk mengumpulkan 370 juta euro bagi para pengungsi di Lebanon akibat serangan Israel.
Prancis telah menyatakan dukungannya terhadap Lebanon setelah serangan Israel selama beberapa minggu terakhir.
Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu mengkhawatirkan perang saudara yang akan segera terjadi di Lebanon, di tengah risiko meluasnya konflik regional. Sementara Barrot menyerukan gencatan senjata di wilayah tersebut.
Awal bulan ini, Macron menyerukan penghentian pengiriman senjata ke Israel atas operasinya di Gaza dan mengklaim bahwa Prancis tidak mengirim senjata ke Israel untuk digunakan di Gaza.
Barrot juga berulang kali menyerukan penghentian ekspor senjata ke pihak-pihak yang bertikai di wilayah tersebut, dan mengatakan bahwa tidaklah masuk akal untuk "menyerukan gencatan senjata sambil mempersenjatai pihak-pihak yang bertikai."
Macron juga dilaporkan mengatakan dalam sebuah rapat Kabinet bahwa "Netanyahu tidak boleh lupa bahwa negaranya dibentuk oleh keputusan PBB," sebuah pernyataan yang menuai kritik dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perselisihan terjadi antara Macron dan Netanyahu menyusul serangan Israel baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Beberapa pasukan penjaga perdamaian telah terluka. Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, dan terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas tahun lalu.
Lebih dari 42.700 orang telah tewas sejak saat itu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan sekitar 100.300 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Bulan lalu, Israel meningkatkan serangannya ke negara tetangga Lebanon, meskipun ada peringatan bahwa tindakan tersebut meningkatkan risiko perang regional yang lebih besar.