Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 23 November 2024 08:36
Jakarta:
Harga minyak stabil pada hari Jumat, menuju minggu yang positif karena meningkatnya kekhawatiran atas Rusia dan Ukraina membuat para trader memasang premi risiko yang lebih besar pada minyak mentah.
Melansir Investing.com, Sabtu, 23 November 2024, pada pukul 09:25 WIB (14:25 GMT), harga minyak Brent untuk pengiriman Januari turun 0,1 persen menjadi USD74,19 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,1 persen menjadi USD70,19 per barel. Kedua kontrak itu diperdagangkan sekitar 4 persen lebih tinggi minggu ini.
Ketegangan Rusia-Ukraina
Kenaikan minyak minggu ini didorong oleh kekhawatiran atas gangguan pasokan yang berasal dari perang Rusia-Ukraina, terutama karena Kyiv mulai menggunakan rudal jarak jauh buatan Barat.
Rusia merespon dengan menurunkan ambang batas untuk pembalasan nuklir, dan juga dilaporkan menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik ke target Ukraina, dan Presiden Vladimir Putin memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak rudal lagi.
Ilustrasi. Foto: ICDX
Pasar minyak sangat khawatir bahwa Ukraina dapat merusak infrastruktur energi Rusia, mengganggu produksi minyaknya dan mengetatkan suplai global. Gagasan ini telah menjadi titik kunci dukungan untuk minyak mentah.
Tetapi minyak juga diuntungkan oleh beberapa aksi beli murah setelah mencatat penurunan tajam di bulan Oktober karena kekhawatiran akan melambatnya permintaan, terutama di negara importir terbesar, yaitu Tiongkok.
OPEC+ menunda kenaikan produksi
OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk menunda kenaikan produksi yang direncanakan hingga tahun depan, Reuters melaporkan pada minggu ini, di tengah-tengah kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai melambatnya permintaan dan melemahnya harga.
Kartel awalnya berencana untuk mulai meningkatkan produksi mulai akhir 2024, tetapi terus menunda rencana ini di awal tahun. Kartel ini diperkirakan akan melakukannya lagi saat bertemu pada 1 Desember.
Peningkatan pasokan di luar OPEC juga diperkirakan akan membebani harga minyak di tahun mendatang, dengan para analis memperkirakan kemungkinan melimpahnya pasokan. Perkiraan ini juga membuat OPEC tetap waspada terhadap peningkatan produksi.