Gedung roboh akibat gempa yang melanda Vanuatu. Foto: Fiji Times
Fajar Nugraha • 20 December 2024 05:05
Vanuatu: Operator pariwisata di Vanuatu awalnya berharap pada musim panas yang menguntungkan sebelum gempa berkekuatan 7,3 magnitudo yang mematikan dan telah melanda Port Vila pada Selasa 17 Desember 2024 kemarin.
Setelah dua tahun mengalami kemunduran termasuk dengan tiga siklon besar dan kehancuran maskapai penerbangan nasional, industri pariwisata negara ini tampaknya sudah mulai pulih.
Layanan darurat kini sedang berupaya menyelamatkan orang-orang dari bangunan yang runtuh dan tanah longsor di sekitar Port Vila, dan pihak berwenang berjuang untuk mengembalikan koneksi listrik, air, dan telekomunikasi. Namun, para pemilik bisnis mengatakan bahwa ketika negara ini siap untuk kedatangan wisatawan, wisatawan Australia akan memainkan peran besar dalam pemulihan Vanuatu pasca-gempa.
Brendon Deeley, salah satu pemilik Iririki Resort, berharap pariwisata akan kembali pulih setelah Natal, begitu layanan penting telah dipulihkan.
Deeley mengatakan bahwa gempa tampaknya tidak merusak infrastruktur pariwisata Vanuatu secara signifikan.
Di resor miliknya yang terletak di luar pesisir Port Vila, kerusakan terbatas pada beberapa jendela yang pecah. Resor yang dinyatakan aman oleh para insinyur setelah gempa ini kini sedang merawat tamu dan menyediakan listrik di sekitar tiga perempat properti menggunakan sistem tenaga surya.
"Kami memiliki banyak tamu di tempat saat ini dan tim kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa sisa masa tinggal mereka sejenak mungkin," kata Deeley, dikutip dari ABC, Jumat, 20 Desember 2024.
Resor populer lainnya di dekat Port Vila, Erakor Island Resort, mengunggah informasi di media sosial pada hari Rabu yang melaporkan bahwa tamu mereka aman dan menginap di resor lain di seberang laguna, Warwick Le Lagon.
Fatumaru Lodge, yang terletak di Teluk Fatumaru di kota ini, dilaporkan tidak mengalami kerusakan besar, sementara di pusat Port Vila, hotel bersejarah Grand Hotel dikabarkan telah dievakuasi.
Gempa tersebut telah menghentikan sementara penerbangan komersial ke Vanuatu, namun maskapai penerbangan sedang bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk memulangkan warga Australia.
Bandara internasional Port Vila pada hari kemarin ditutup untuk penerbangan komersial internasional selama 72 jam. Bandara hanya akan menerima penerbangan bantuan dan medevac, serta melakukan perbaikan yang diperlukan pada terminal.
Jika perbaikan selesai dalam 72 jam, CEO Airports Vanuatu, Jason Rakau, mengatakan bahwa penerbangan komersial akan dilanjutkan.
Maskapai yang menghubungkan Vanuatu ke Australia, termasuk Qantas, Jetstar, dan Virgin Airlines, telah menghentikan layanan ke dan dari Port Vila setelah terjadi gempa tersebut.
Virgin Australia membatalkan penerbangan dari Australia ke Port Vila hingga Minggu, dan telah menyiapkan penerbangan pemulangan.
"Kami bekerja dengan otoritas terkait untuk siap mendukung tamu agar bisa pulang secepatnya," kata juru bicara Virgin Australia.
Seorang juru bicara dari Qantas Group mengatakan bahwa Qantas dan Jetstar terus memantau situasi di Vanuatu dan kedua maskapai tersebut tidak memiliki pesawat di Port Vila.
"Kedua maskapai terus memantau situasi ini dengan cermat agar kami bisa melanjutkan operasi sesegera mungkin dan membantu memulangkan warga Australia," kata juru bicara tersebut.
Situs Smartraveller Australia telah menyarankan para pelancong untuk tetap waspada dan memperhatikan keadaan di Vanuatu, dengan peringatan bahwa layanan penting di negara tersebut masih terganggu.
'Kami akan menghargainya'
Saat bisnis pariwisata membersihkan kerusakan pasca-gempa, mereka berharap bencana ini tidak menyebabkan penurunan pariwisata yang berkepanjangan.
Mereka mengatakan bahwa kedatangan wisatawan Australia akan membantu pemulihan ekonomi di negara yang diperkirakan sekitar 36 persen dari PDB dan 22.900 pekerjaan bergantung pada sektor pariwisata.
Ketua Dewan Ketahanan Bisnis Vanuatu, Glen Craig, pada hari kemarin meminta warga Australia untuk tidak membatalkan liburan mereka ke sana.
"Kami tidak membutuhkan bencana ekonomi setelah mengalami ini," katanya.
"Dan meskipun kami tidak ingin terlihat tidak peka terhadap situasi ini, kami perlu, kami ingin, memastikan bahwa dalam beberapa hari ke depan, kami masih memiliki orang-orang yang ingin datang berlibur dan merasakan pengalaman di Vanuatu."
Deeley mengatakan bahwa setelah negara ini siap setelah Natal, wisatawan Australia yang berlibur di Vanuatu akan membantu pemulihan ekonomi pasca-bencana negara tersebut.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan orang adalah datang ke Vanuatu karena jika mereka tidak datang, uang tidak akan mengalir ke tangan masyarakat," kata Deeley.
Albert Solomon Peter, yang menjalankan bisnis pariwisata Lelepa Island Day Tours, mengatakan bahwa gempa bumi ini akan memengaruhi pendapatan pariwisata yang memungkinkan keluarga untuk membayar biaya sekolah. Namun dia mengatakan bahwa gempa bumi ini tidak akan mengubah gaya hidup dan budaya Vanuatu—dua daya tarik utama bagi pengunjung internasional.
"Kami hidup di masa yang penuh tantangan dengan bencana alam," kata Peter.
"Kami harus memiliki pemahaman yang jelas bahwa setiap akomodasi di Port Vila aman, semua sistem air berfungsi dengan baik dan aman. "Setelah itu, semua wisatawan dapat kembali ke Vanuatu dengan cara yang dapat membangun pendapatan pariwisata kami.
"Kami akan sangat menghargainya jika para wisatawan mulai kembali." (Siti Khumaira Susetyo)