Penyebab Negara Terseret ke Jurang Resesi

Ilustrasi. Foto: Freepik

Penyebab Negara Terseret ke Jurang Resesi

Media Indonesia • 18 February 2024 07:40

Jakarta: Resesi terjadi bukan hanya karena anjloknya ekonomi disuatu negara. Tetapi, ketakutan terhadap peningkatan inflasi menjadi salah satu sebab banyak negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat hingga resesi.
 
Ketakutan itu terjadi karena situasi geopolitik dunia dan tingkat permintaan domestik di sejumlah negara menunjukkan ketidakpastian.
 
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri mengatakan kondisi tersebut sedianya sudah diprediksi banyak ekonom dunia.
 
Banyak negara diproyeksikan mengalami resesi di penghujung 2023.
 
"Sebenarnya ini sudah kita prediksi sejak setahun yang lalu bahwa harusnya akan ada resesi, tetapi baru sekarang ini terlihat. Karena kelihatannya banyak perekonomian itu masih bisa menggenjot dengan sisi fiskalnya, dengan kebijakan-kebijakan fiskal yang ekspansif," kata dia dilansir Media Indonesia, Minggu, 18 Februari 2024.
 

Baca juga: 

Kena Resesi, Ekonomi Jepang Merosot ke Peringkat Empat Dunia


 Yose menambahkan, kebijakan fiskal yang ekspansif di sejumlah negara itu merupakan respons dari kebijakan kontraktif dari sisi moneter.
 
Pasalnya dalam kurun waktu 1,5 tahun tingkat bunga acuan bank sentral banyak negara berada dalam level yang cukup tinggi.
 
Tingginya bunga acuan tak lepas dari kekhawatiran inflasi bakal bergerak liar.

Penyebab inflasi

Meski saat ini di level global tingkat inflasi mulai mereda, namun ketakutan itu menjadi unsur yang menyebabkan banyak bank sentral urung mengendurkan kebijakan bunga acuan.
 
Ketakutan akan lonjakan inflasi disebabkan oleh kondisi geopolitik dunia yang belum pasti. Itu mendorong rantai pasok dunia terganggu.
 
Sedangkan terganggunya arus distribusi barang ialah salah satu faktor penyebab inflasi.
 
"Itu masih bisa terlihat baik dari sisi demand dan supply, terutama untuk berbagai komoditas yang sangat rentan terhadap isu geopolitik, terutama di Timur Tengah. Kita tahu bagaimana permasalahan-permasalahan di daerah Teluk, misalnya, yang sudah menyebabkan supply chain itu terganggu," jelas Yose.
 
Selain itu, banyak negara mengalami pelemahan permintaan domestik. Itu seperti yang terjadi di Jepang dan mengakibatkan perekonomian Negeri Matahari Terbit mengalami resesi.
 
Apa yang dialami Jepang, kata Yose, agak mengagetkan lantaran kebijakan moneter Bank of Japan tak terlalu ketat seperti banyak negara lain.
 
Berbeda dengan negara-negara lain yang permintaan domestiknya melemah karena ketatnya kebijakan moneter.
 
"Jadi, kebijakan moneter yang sangat kontraktif, sangat ketat, tidak bisa bertahan terus-terusan, dan harus mulai sudah direlaksasi di berbagai perekonomian," ujar dia.

(M Ilham Ramadhan)
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)