Terobosan Baru Layanan Konsumsi Haji Jadi Inovasi Penting Ibadah Tahun Ini

Jemaah yang menerima logistik makanan selama ibadah. Foto: BPKH Limited

Terobosan Baru Layanan Konsumsi Haji Jadi Inovasi Penting Ibadah Tahun Ini

Fajar Nugraha • 20 June 2025 16:41

Makkah: Pemberian makan kepada jemaah haji pada 14-15 Dzulhijjah setelah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) menjadi salah satu inovasi penting dalam penyelenggaraan haji tahun ini di Arab Saudi.

Meski diwarnai sejumlah tantangan teknis, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) menilai langkah tersebut sebagai terobosan positif yang perlu terus dikembangkan ke depan.

Wakil Ketua Umum IPHI, Anshori, menyatakan bahwa penyediaan konsumsi di Armuzna selama puncak ibadah haji merupakan inisiatif yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam skala besar.

“Ini adalah terobosan baru. Meskipun kondisinya padat, petugas tetap berupaya memberikan pelayanan yang sempurna kepada jemaah,” ujar Anshori, dalam keterangan tertulis IPHI, Jumat 20 Juni 2025.

Logistik jadi tantangan utama

Namun, Anshori juga mencatat pelaksanaan di lapangan tidak lepas dari kendala, terutama keterlambatan distribusi makanan akibat kepadatan luar biasa. “Tantangan utamanya adalah logistik. Seluruh jemaah berkumpul di satu lokasi dalam waktu bersamaan, sehingga distribusi pun menjadi sangat kompleks,” jelas Anshori.

Menurut Anshori, penting bagi penyedia layanan untuk melakukan persiapan ekstra, termasuk memulai operasional sejak dini hari, serta memperkuat komunikasi kepada jemaah terkait potensi keterlambatan. “Dengan informasi yang jelas sejak awal, jemaah akan lebih memahami jika ada keterlambatan di luar kendali,” tambah dia.

Sebagai bentuk tanggung jawab atas keterlambatan layanan pada 14–15 Dzulhijjah, BPKH Limited telah memberikan kompensasi kepada lebih dari 42 ribu jemaah dengan total nilai sebesar 862 ribu riyal Saudi atau sekitar Rp3,7 miliar. Anshori menilai langkah cepat ini sebagai upaya penyelesaian yang bijak.

“Penting untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat dan terbuka, agar tidak berkembang menjadi isu yang berkepanjangan,” kata Anshori.

Ia juga menegaskan terobosan pelayanan konsumsi di masa puncak haji harus menjadi bahan evaluasi seluruh pemangku kepentingan. “Saya yakin semua pihak memiliki niat baik. Apa yang terjadi bukan karena kesengajaan, tetapi karena situasi yang sangat crowded dan menantang,” imbuh Anshori.

IPHI berharap layanan konsumsi pasca di Armuzna dapat terus diperbaiki dan disempurnakan ke depannya. “Mudah-mudahan tahun depan kita bisa lihat layanan ini berjalan lebih lancar, karena ini adalah kebutuhan penting jemaah yang melewati fase paling melelahkan dalam ibadah haji,” tutup Anshori.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)