Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menghadiri Hari Silsilah Kemursyidan di Depok, Istimewa
Al Abrar • 23 June 2025 14:39
Depok: Ribuan jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah menghadiri Ziarah Akbar Hari Guru atau Hari Silsilah Kemursyidan Prof Dr Maulana Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya di Surau Qutubul Amin, Bojongsari, Depok. Hadir Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar.
Acara ziarah akbar ini diikuti ribuan jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang datang dari berbagai daerah, termasuk Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, hingga luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Ketua Panitia Erik Romando Rozas, mengatakan rombongan terbesar berasal dari Jawa Timur dengan 30 bus yang membawa jemaah dari 45 majelis surau. Rombongan lain datang menggunakan kereta api, pesawat, hingga kendaraan pribadi.
“Hampir semua wilayah mengirimkan jemaah. jemaah dari Medan, Aceh, dan Sumatera Barat pun ikut serta. Termasuk yang datang dari luar negeri,” ujarnya.
Prosesi peringatan yang berlangsung di Pendopo Agung Qutubul Amin ini diawali dengan lantunan adzan, pembacaan Al-Qur’an, dan marhaban. Menko PMK Abdul Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Gus Muhaimin, mengikuti rangkaian acara dengan khidmat tanpa penyambutan khusus, meski hadir sebagai pejabat negara.
Ketua Majelis Surau Qutubul Amin, H. Suroso Surya Atmadja, menyampaikan peringatan ini merupakan Hari Guru ke-108, yang selalu diperingati setiap 20 Juni sejak 1999. Tradisi ini disebut sebagai amanah langsung dari Syaikh Kadirun Yahya semasa hidupnya.
“Sejak Ayahanda Guru hijrah dari Medan ke Arco, Depok, beliau menetapkan Hari Guru sebagai momentum ziarah akbar tahunan bagi murid-murid tarekat,” kata Suroso.
Peringatan Hari Guru ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap silsilah ilmu Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang bersambung hingga Rasulullah SAW melalui Sayyidina Abu Bakar. Syaikh Kadirun Yahya sendiri ditetapkan sebagai ahli silsilah ke-35 oleh guru-guru tarekat di Makkah pada 1952.
Tokoh tasawuf kelahiran Padangsidempuan, Sumatra Utara, pada 20 Juni 1917 ini dikenal luas sebagai cendekiawan Muslim dan ahli fisika atom yang berhasil mengilmiahkan tasawuf. Ia juga dikenal karena jasanya dalam meredam dampak letusan Gunung Galunggung pada 1982 melalui pendekatan spiritual berbasis Teknologi Al-Qur’an.
Semasa hidupnya, Syaikh Kadirun Yahya mendirikan lebih dari 700 surau atau majelis dzikir di dalam dan luar negeri. Surau Qutubul Amin di Depok kini menjadi pusat suluk bulanan yang diikuti ratusan jemaah dari berbagai daerah di Indonesia hingga luar negeri.
Dalam acara tersebut, Gus Muhaimin juga didampingi sejumlah tokoh, antara lain Erlina KY—istri dari Syaikh Kadirun Yahya, pimpinan Zhahiriyah Surau Qutubul Amin, Raden Novendy Achmad Hadiawan, mantan Kakorlantas Polri Irjen Pol (Purn) Istiono, Ketua Yayasan SQA Ir. Sinar Yudha, serta beberapa purnawirawan TNI dan Polri, seperti Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun dan Brigjen Pol Eko Nugrohadi.