Pelabuhan Bunati. Dok Istimewa
Arga Sumantri • 17 June 2025 00:38
Kalimantan: Aktivitas distribusi ekspor batubara dari dan ke Pelabuhan Bunati, Kalimantan Selatan (Kalsel), terhambat akibat adanya pendangkalan alur pelayaran di area Jetty Timur dan Jetty Barat. Kedalaman kolam yang sebelumnya ideal telah menyusut hingga hanya 3,8-4,2 meter.
Kondisi itu dinilai membahayakan operasi kapal tongkang berukuran 330 FT (10.000 DWT) yang memiliki draft penuh 5,3 meter, karena berisiko kandas saat meninggalkan dermaga. Dampaknya, jadwal ekspor dan efisiensi rantai logistik menjadi terganggu.
"Guna mengatasi persoalan tersebut, dilakukan pengerukan kolam pelabuhan guna mengembalikan kedalaman alur pelayaran ke kondisi ideal," kata Direktur Utama PT Anugerah Samudera Madanindo (ASM), Faris Muhammad Abdurrahim, dalam keterangannya, Senin, 16 Juni 2025.
Ia mengungkapkan dalam proyek pengerukan di Pelabuhan Bunati, dikerahkan tim teknis yang berpengalaman serta armada kerja bersertifikasi guna menjamin pelaksanaan proyek yang aman, tepat sasaran, dan sesuai standar operasional.
Fokus utama pekerjaan ini adalah menjaga kedalaman alur pelayaran agar kapal tongkang dapat melakukan proses pemuatan secara optimal dan berlayar dengan aman menuju pelabuhan tujuan.
"Kami memahami sepenuhnya betapa pentingnya peran Pelabuhan Bunati dalam mendukung distribusi energi nasional. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk menghadirkan solusi teknis yang efektif, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keberlanjutan,” ujarnya.
Baca juga: Gara-gara Perang Tarif, Separuh Pekerjaan di Pelabuhan Terbesar AS Hilang |