Pidato Megawati soal Anti Penjajah Asing Dinilai Sejalan dengan Presiden Prabowo

Presiden Prabowo Subianto dan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat upacara Hari Lahir Pancasila. Metrotvnews.com/Fachri

Pidato Megawati soal Anti Penjajah Asing Dinilai Sejalan dengan Presiden Prabowo

Devi Harahap • 8 June 2025 16:05

Jakarta: Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai pernyataan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri soal ketidakberanian bangsa Indonesia berbicara tentang proklamasi dan keterkaitannya dengan penjajahan asing, mencerminkan kepeduliannya pada sejarah bangsa. Pernyataan Megawati yang mengenai proklamasi dan penjajahan pihak asing tersebut dinilai selaras dengan Presiden Prabowo Subianto yang kerap kali mendengungkan soal ancaman pihak asing. 

“Memang secara ideologis, pemikiran dan gagasan antara kedua tokoh ini memiliki kesamaan pandangan. sama-sama  nasionalis, sama-sama anti penjajahan ekonomi asing, dan kepedulian pada rakyat kecil,” kata Lili pada Minggu, 8 Juni 2025. 

Lili menilai pernyataan Megawati seolah menegaskan seolah dirinya sependapat dengan narasi anti asing yang kerap disinggung Prabowo. Sebaliknya, Prabowo dinilai ciamik membaca pikiran Megawati, serta mampu menerjemahkan langgam politik Megawati secara historis dan simbolis. 

“Keduanya tidak ada sekat ideologis dan perbedaan. Keduanya sama secara ideologis. Selain itu, secara personal hubungan baik dan cair, semacam ada chemistry antara keduanya,” ujar dia.

Adanya kesamaan narasi yang digunakan serta didukung peningkatan intensitas pertemuan dan komunikasi politik antara kedua tokoh bangsa ini, ada potensi untuk dapat bekerja sama lebih lanjut di masa depan, termasuk berkoalisi. 

“Melihat hal tersebut, jika PDIP dan Megawati bergabung dalam pemerintahan, mestinya tidak ada kendala karena kedua faktor tersebut. Jadi ada potensi untuk bergabung dalam pemerintahan,” ujar dia.
 

Baca Juga: 

PDIP Dinilai Condong ke Pemerintah


Kendati terlihat semakin cair, Lili menilai posisi PDIP di bawah Megawati masih memperlihatkan sikap kritis dan menempatkan partai sebagai pihak yang berada di luar pemerintahan Prabowo. 

“Namun demikian, kesamaan-kesamaan tersebut tidak mesti harus bersatu menjadi bagian pemerintahan secara formal. Kesamaan tersebut bisa juga diterjemahkan sebagai mitra strategis dengan tetap berada di luar pemerintahan,” ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkit sejarah proklamasi yang dibangun Presiden ke-1 RI, Ir Soekarno dan Wakil Presiden ke-1 RI Moh. Hatta. 

Dia mengatakan tokoh-tokoh terdahulu selalu memperjuangkan Indonesia agar merdeka. Menurut dia, jika tak ada yang berani berbicara proklamasi, Indonesia masih dijajah bangsa asing.

Hal tersebut diungkapkan Megawati saat acara pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu, 7 Juni 2025. “Ingat kalau tidak ada yang berani berbicara, yang namanya Proklamasi enggak ada, kalian ini masih jadi budak-budak,” kata Megawati.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)