Ilustrasi: Medcom.id
Fajar Nugraha • 26 September 2025 19:34
Houston: Pada Rabu 26 September 2025, James Comey, mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), didakwa atas tuduhan menghalangi proses hukum dan memberikan pernyataan palsu kepada Komite Kehakiman Senat pada 2020. Tuduhan ini terkait dengan kesaksiannya mengenai dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016, yang dimenangkan oleh Donald Trump.
Langkah Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Trump secara terbuka mendesak agar DOJ segera mengambil tindakan untuk mendakwa Comey dan lawan politik lainnya.
"Tidak ada seorang pun yang kebal hukum," kata Jaksa Agung Pam Bondi dalam sebuah pernyataan.
"Dakwaan hari ini mencerminkan komitmen Departemen Kehakiman untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang menyalahgunakan kekuasaan atas tindakan mereka yang menyesatkan rakyat Amerika. Kami akan mengikuti fakta dalam kasus ini,” tambah Jaksa Agung Pam Bondi.
Dakwaan terhadap James Comey muncul setelah Presiden Trump memecat Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Timur Virginia, Erik Seibert. Menurut laporan media, Seibert sebelumnya menyampaikan keraguan internal mengenai kemungkinan penuntutan terhadap Comey, begitu pula dengan Jaksa Agung New York, Letitia James, setelah Trump menunjuk Seibert untuk memimpin kantor tersebut.
Usai pemecatan Seibert, Trump segera menunjuk Lindsey Halligan sebagai penggantinya. Halligan, yang merupakan ajudan Gedung Putih sekaligus mantan pengacara pembela Trump, diangkat ke posisi itu meski tidak memiliki pengalaman sebagai jaksa penuntut.
Presiden Trump sendiri menyambut baik langkah dakwaan terhadap Comey.
"KEADILAN DI AMERIKA! Salah satu manusia terburuk yang pernah dihadapi Negara ini adalah James Comey, mantan Kepala FBI yang Korup," ujar Presiden Donald Trump pada tulisannya di media sosial Truth Social.
"Hari ini dia didakwa oleh Dewan Juri Agung atas dua tuduhan kejahatan untuk berbagai tindakan ilegal dan melanggar hukum. Dia telah begitu buruk bagi Negara kita, begitu lama, dan sekarang berada di tahap awal pertanggungjawaban atas kejahatannya terhadap Bangsa kita,” tulis Trump.
Awal pekan ini, jaksa federal di Virginia telah memberitahu Lindsey Halligan bahwa tidak ada dasar hukum yang cukup kuat untuk mendakwa James Comey, menurut laporan ABC News. Meski ada kekurangan bukti yang jelas dan kekhawatiran etis terkait pengajuan kasus tanpa alasan yang memadai, Halligan tetap melanjutkan proses dakwaan melalui dewan juri agung.
“FBI hari ini mengambil langkah lebih jauh dalam janjinya untuk memberikan akuntabilitas penuh,” ujar Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), Kash Patel dalam pernyataannya.
“Sudah terlalu lama, kepemimpinan korup di masa lalu dan para pendukungnya menjadikan penegakan hukum federal sebagai senjata, merusak lembaga yang dulunya membanggakan, dan sangat mengikis kepercayaan publik,” imbuh Patel.
Kash Patel menambahkan bahwa “setiap hari, kami terus berjuang untuk mendapatkan kembali kepercayaan itu, dan di bawah kepemimpinan saya, FBI ini akan menghadapi masalah ini secara langsung.”
"Politisasi penegakan hukum ini paling nyata terlihat pada kasus hoaks Russia Gate, sebuah bab memalukan dalam sejarah yang terus kami selidiki dan ungkap,” ujar ujar Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), Kash Patel.
"Semua orang, terutama mereka yang berkuasa, akan dimintai pertanggungjawaban - apapun jabatannya. Tak seorang pun kebal hukum,” tambah Kash Patel.
Tuduhan terbaru terhadap James Comey menjadi yang paling mencolok sejauh ini, dalam apa yang banyak pengamat sebut sebagai bentuk balas dendam politik Donald Trump melalui penggunaan kekuasaan federal terhadap lawannya.
Comey sebelumnya dipecat Trump pada masa jabatan pertamanya, ketika ia tengah memimpin penyelidikan terkait kampanye presiden 2016 dan dugaan hubungannya dengan Rusia. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai salah satu kritikus paling vokal terhadap Trump, khususnya atas apa yang ia sebut sebagai upaya mempolitisasi sistem peradilan.
Kini, situasi berbalik. Dengan adanya dakwaan pidana, argumen mengenai politisasi sistem hukum justru diperkirakan akan menjadi pusat pembelaan Comey, menurut sejumlah pakar hukum. Persidangan ini pun dipandang sebagai ujian penting bagi Departemen Kehakiman dan sistem peradilan federal.
Dalam pernyataannya, Kantor Kejaksaan Amerika Serikat untuk Distrik Timur Virginia menyebutkan bahwa jika terbukti bersalah, Comey bisa menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun. Namun, lembaga tersebut menekankan bahwa “hukuman aktual untuk pelanggaran federal biasanya lebih rendah dari batas maksimum.”
(Muhammad Fauzan)