Berkat Liburan Panjang, Penjualan Eceran Desember 2024 Tumbuh Menjulang

Ilustrasi penjualan eceran. Foto: dok MI.

Berkat Liburan Panjang, Penjualan Eceran Desember 2024 Tumbuh Menjulang

Insi Nantika Jelita • 10 January 2025 15:22

Jakarta: Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Desember 2024. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2024 yang diperkirakan mencapai 220,3 atau secara tahunan tumbuh 1,0 persen (year on year/yoy) dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, peningkatan tersebut terutama bersumber dari kelompok suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.

"Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan terakselerasi dengan pertumbuhan sebesar 5,1 persen(month to month) setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,4 persen (mtm)," kata Ramdan dalam keterangan resmi, Jumat, 10 Januari 2025.

Ia menjelaskan kelompok dengan pertumbuhan tertinggi adalah subkelompok sandang, diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Pada November 2024, IPR tercatat 209,7 atau secara tahunan tumbuh 0,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 1,5 persen (yoy). Pertumbuhan ini didorong kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.
 

Baca juga: Indeks Keyakinan Konsumen Desember 2024 Meningkat, Apa Artinya?
 

Penjualan eceran November terkontraksi


Sementara itu, secara bulanan, penjualan eceran pada November 2024 mengalami kontraksi 0,4 persen (mtm), setelah mencatat kontraksi sebesar 0,01 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.

Ramdan menuturkan mayoritas kelompok mengalami kontraksi, terutama terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi, suku cadang dan aksesori serta makanan, minuman, dan tembakau.

"Hal ini disebabkan penurunan permintaan masyarakat akibat faktor cuaca yang menahan aktivitas masyarakat," ungkap dia.

Sementara itu, kelompok yang tercatat masih tumbuh dan menjadi penopang kinerja penjualan eceran adalah peralatan informasi dan komunikasi serta bahan bakar kendaraan bermotor.


(Ilustrasi. Foto: MI/Angga Yuniar)

Dari sisi harga, Ramdan menjelaskan tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang pada Februari 2025 diperkirakan meningkat. Sementara inflasi enam bulan yang akan datang pada Mei 2025 diproyeksikan menurun.

Hal ini tecermin dari perkiraan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari 2025 sebesar 160,2, lebih tinggi dibandingkan dengan IEH pada periode sebelumnya sebesar 157,8 sejalan dengan rata-rata historis kenaikan harga menjelang Ramadan pada tiga tahun terakhir.

Sementara itu, IEH Mei 2025 tercatat sebesar 151,1, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 165,4 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-Idulfitri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)