Integrasi Sektor Migas Disebut Menopang Industri Nasional

Wakil Ketua Umum Bidang Advokasi dan Industri ALB Kadin Indonesia, Achmad Widjaja, saat diskusi Indonesian Gas Society White Paper 2025. Dokumentasi/ istimewa

Integrasi Sektor Migas Disebut Menopang Industri Nasional

Deny Irwanto • 20 September 2025 09:27

Jakarta: Wakil Ketua Umum Bidang Advokasi dan Industri ALB Kadin Indonesia, Achmad Widjaja, mengungkap ketahanan energi Indonesia harus dijadikan prioritas utama. Integrasi hulu, midstream, dan hilir migas harus segera diperkuat untuk mencegah fragmentasi pasokan dan distribusi.

"Ketahanan energi membutuhkan perhatian serius karena tanpa integrasi sektor migas, industri nasional akan terus kesulitan berkembang," kata Achmad Widjaja di Jakarta, Jumat, 19 September 2025.
 

Baca: Pertamina Dorong Generasi Muda Jadi Motor Inovasi Energi Lewat PGTC 2025
 
Achmad juga menegaskan pemerintah tidak boleh hanya mengandalkan batubara atau nikel saja. Menurutnya gas harus menjadi bagian transisi energi rendah karbon agar keberlanjutan industri dan lingkungan tercapai.

"Batubara menghadapi hambatan besar, terutama karena standar ESG membatasi ekspor ke Eropa serta Amerika," jelas Achmad.

Advisor Indonesian Gas Society, Daniel S. Purba, menambahkan  potensi gas dari Andaman dan Masela sangat besar dan strategis. Ia memaparkan koordinasi institusional perlu diperkuat agar potensi tersebut tidak hanya menjadi angka, tetapi nyata di lapangan.

"Jika koordinasi tidak dipercepat, cadangan gas hanya terkunci tanpa memberi manfaat optimal bagi pertumbuhan industri," ungkap Daniel.

Daniel juga menyebut transisi energi rendah karbon tidak bisa diabaikan, gas harus berjalan bersamaan dengan energi terbarukan. Ia menyebut bahwa eksekusi efisiensi hulu-hilir, penguatan infrastruktur LNG dan jaringan pipa, kepastian regulasi, harga domestik, serta adopsi teknologi karbon rendah sangat krusial.

"Gas akan tetap menjadi pilar penting transisi energi rendah karbon menuju masa depan berkelanjutan," beber Daniel.

Sementara Partner & Head of APAC Advisory Rystad Energy, Samuel Low, melihat harga gas yang tepat dan akses infrastruktur adalah faktor penentu keberhasilan monetisasi cadangan gas nasional. Menurutnya, meskipun potensi besar, jika proyek gas tidak ekonomis akan sulit menarik investasi.

"Harga kompetitif dan infrastruktur memadai akan menjadi kunci menjadikan cadangan gas Indonesia bernilai strategis global," ujar Samuel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)