Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dengan bergerak di zona hijau pagi ini. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG berada di posisi 7.545 setelah sempat bergerak melemah kemarin.
Mengacu data RTI yang terekam Jumat, 1 Agustus 2025 hingga pukul 09.19 WIB, IHSG langsung melesat sebanyak 48,54 poin setara 0,65 persen ke level 7.532,87. IHSG menyentuh level tertinggi 7.556.
Adapun sebanyak 263 saham emiten menguat pada perdagangan pagi ini. Sementara, 227 saham lainnya melemah dan 172 saham stagnan.
Untuk sementara, total transaksi yang tercatat sebanyak Rp2,28 triliun dengan total saham yang diperdagangkan 4,477 miliar saham.
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
IHSG diperkirakan masih tertekan
Pada perdagangan kemarin, 31 Juli 2025, IHSG ditutup melemah 65,55 poin atau 0,87 persen ke level 7.484,34. Pelemahan IHSG disebabkan koreksi saham-saham berkapitalisasi besar seperti BBRI, BMRI, BBCA, MDKA, dan CDIA.
Kemudian, kinerja mayoritas emiten yang telah merilis laporan keuangan kuartal II 2025 tercatat mengalami penurunan kinerja, sehingga ikut menjadi penekan IHSG.
“IHSG diperkirakan cenderung bergerak di zona merah merespon minimnya katalis positif dari dalam negeri ataupun dari eksternal. Investor hari ini akan mencermati rilis data inflasi dan Neraca Perdagangan Indonesia,” sebut analis FAC Sekuritas dalam risetnya.
Dari eksternal, The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 hingga 4,5 persen, sesuai dengan perkiraan. Jerome Powell menegaskan masih terlalu dini untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga AS dan tidak memberikan kejelasan mengenai waktu pelaksanaan pelonggaran kebijakan moneter hingga akhir 2025.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup melemah, seperti Dow Jones (turun 0,74 persen), S&P 500 (turun 0,37 persen), dan Nasdaq (turun 0,03 persen). Pelemahan tersebut menyusul putaran terbaru laporan keuangan perusahaan dan data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, investor menunggu hasil dari perusahaan-perusahaan megacap Amazon dan Apple yang akan dirilis setelah bel penutupan perdagangan.
Investor kini akan memantau laporan penggajian non-pertanian padq Jumat dan tenggat waktu tarif yang semakin dekat, karena Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan mengeluarkan tarif bea masuk akhir yang lebih tinggi untuk negara-negara yang belum mencapai kesepakatan, meskipun Meksiko diberikan penangguhan selama 90 hari.