Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pertemuan. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 6 November 2025 17:13
New York: Misi Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada Rabu, 5 November 2025 bahwa Duta Besar Michael Waltz telah memimpin pertemuan tingkat tinggi dengan 10 anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk membahas rancangan resolusi mengenai Gaza.
Dalam pertemuan tersebut, AS juga mengundang Mesir, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab. Menurut pernyataan resmi misi AS, keikutsertaan negara-negara tersebut menunjukkan adanya “dukungan regional terhadap resolusi” serta menegaskan komitmen bersama untuk mendorong stabilitas dan perdamaian di Gaza.
Rancangan resolusi tersebut menyambut pembentukan Board of Peace dan memberi wewenang atas pembentukan International Stabilization Force, dua elemen utama dari rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump untuk Gaza.
Rencana itu menyerukan kelanjutan penyaluran bantuan kemanusiaan, pembebasan seluruh sandera, serta langkah awal menuju keamanan dan kemakmuran jangka panjang di kawasan tersebut.
“Di bawah kepemimpinan berani Presiden Trump, Amerika Serikat kembali menghadirkan hasil di PBB, bukan sekadar perdebatan tanpa akhir. Para pihak telah memanfaatkan peluang bersejarah ini untuk mengakhiri puluhan tahun pertumpahan darah dan mewujudkan visi presiden tentang perdamaian abadi di Timur Tengah,” demikian pernyataan misi AS, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 6 November 2025.
Media lokal sebelumnya melaporkan bahwa AS telah mengedarkan rancangan resolusi kepada anggota Dewan yang menyerukan pembentukan pasukan keamanan internasional di Gaza dengan mandat selama sedikitnya dua tahun.
Belum jelas kapan AS akan mengajukan rancangan tersebut untuk pemungutan suara di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara. Agar dapat diadopsi, resolusi itu membutuhkan sedikitnya sembilan suara dukungan dan tidak boleh diveto oleh salah satu dari lima anggota tetap: AS, Inggris, Prancis, Rusia, atau Tiongkok.