Siti Yona Hukmana • 5 February 2025 15:59
Jakarta: Kementerian Transmigrasi menggenjot program transmigrasi, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini dipastikan berbeda dengan masa orde baru.
"Intinya saya setuju tadi bahwa kita akan membuat transmigrasi yang sama sekali berbeda dengan pada saat Orde Baru," kata Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman di kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Februari 2025.
Iftitah mengatakan zaman Orde Baru transmigrasi hanya mengutamakan kuantitas. Hal itu dipastikan tidak terjadi saat ini.
"Distribusi penduduk itu menyebabkan juga konflik-konflik sosial yang sebetulnya itu bertentangan dengan tujuan transmigrasi sendiri," ungkapnya.
Iftitah menjelaskan transformasinya ke depan kementerian yang tadinya konsumtif bagi-bagi lahan dan sebagainya menjadi kementerian yang produktif. Jadi, kata dia, nanti pendekatannya bukan lagi sekadar distribusi penduduk, tapi menciptakan kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi.
"Bahasa populernya bagaimana kita membikin mesin pencetak uang. Jadi, kita sudah petakan potensi Indonesia di mana saja. Terus kemudian nanti kan programnya Bapak Presiden (Prabowo Subianto) swasembada pangan," ujarnya.
Ia mencontohkan seperti beras. Terutama melihat kondisi beras surplus atau defisit. Baru setelah itu menempatkan titik-titik transmigrasi untuk memberikan dukungan atas beras tersebut
"Misalkan contoh bawang putih. Bawang putih kita masih defisit. Berarti nanti di lokasi-lokasi transmigrasi atau di lokasi-lokasi mana yang menurut kita cocok untuk menanam bawang putih, bisa saja di situ dibuat lokasi transmigrasi," jelasnya.
Sehingga, kata Iftitah, terdapat dukungan terhadap swasembaga pangan khususnya bawang putih. Menurutnya, banyak hal mengenai program transmigrasi yang akan ia terangkan nanti.
"Kita sudah menyiapkan paparan, tadi saya sudah laporkan juga pada Mensetneg (Prasetyo Hadi), nanti apa arahannya dari Bapak Presiden itu yang nanti akan kita sosialisasikan kepada masyarakat," pungkasnya.