Korban Badai Melissa Tembus 44 Jiwa, Ribuan Warga Karibia Masih Terisolasi

Badai Melissa menewaskan 44 orang di Karibia. Foto: EFE

Korban Badai Melissa Tembus 44 Jiwa, Ribuan Warga Karibia Masih Terisolasi

Fajar Nugraha • 31 October 2025 15:04

Jamaika: Jumlah korban tewas akibat Badai Melissa meningkat menjadi 44 orang pada Kamis, 30 Oktober 2025, setelah badai kategori 5 itu menghantam kawasan Karibia utara dan bergerak menuju Bermuda.

Jamaika melaporkan sedikitnya 19 korban jiwa, sementara operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung. Ribuan rumah rusak, atap bangunan terhempas, dan ratusan ribu warga kehilangan aliran listrik. Pemerintah Jamaika mengerahkan pasukan cadangan untuk membantu proses evakuasi dan distribusi bantuan.

Badai Melissa pertama kali menerjang barat daya Jamaika pada Selasa, 28 Oktober 2025, sebagai badai kategori 5 terkuat dalam sejarah negara tersebut dan yang pertama sejak 1988. Menurut AccuWeather, kecepatan angin badai ini menempati posisi kedua terkuat dalam sejarah Atlantik.

Kerugian ekonomi akibat badai diperkirakan mencapai antara 48-52 miliar dolar AS. Di Haiti, sedikitnya 25 orang tewas akibat banjir bandang di wilayah Petit-Goave, ketika sungai meluap dan menghanyutkan bagian jalan raya nasional menuju Jacmel.

Di Kuba, sekitar 735 ribu warga telah dievakuasi sebelum badai melanda wilayah timur. Meskipun tidak ada laporan korban jiwa, kerusakan besar terjadi pada rumah, lahan pertanian, dan jaringan komunikasi. Media lokal melaporkan sebanyak 241 komunitas masih terisolasi tanpa akses listrik dan komunikasi, termasuk sekitar 140 ribu warga di Provinsi Santiago.

“Kami menunggu klarifikasi tentang bagaimana bantuan akan disalurkan,” ujar otoritas Kuba menanggapi tawaran bantuan dari Amerika Serikat.

Sementara itu, di Jamaika, kerusakan parah terjadi di wilayah barat seperti Montego Bay, di mana ratusan rumah hancur akibat banjir dan angin kencang.

“Awalnya air di pinggang, sepuluh menit kemudian sudah di leher saya. Saya berusaha kabur dan selamat,” ucap Alfred Hines (77), warga Montego Bay, menggambarkan detik-detik menegangkan saat melarikan diri dari banjir.

Hingga Kamis pagi, lebih dari 70% pelanggan listrik di Jamaika masih belum mendapatkan aliran listrik, menurut Menteri Energi Daryl Vaz.

Bermuda juga bersiap menghadapi dampak badai saat Melissa mendekat sebagai badai kategori 1 dengan kecepatan angin mencapai 169 km/jam. Pemerintah menutup jalan utama dan menangguhkan sekolah serta layanan feri sebagai langkah antisipasi. Di Bahama, peringatan badai telah dicabut namun otoritas belum memberikan izin bagi warga yang mengungsi untuk kembali ke rumah.

Para ilmuwan menyebut meningkatnya intensitas badai seperti Melissa berkaitan dengan pemanasan suhu laut akibat emisi gas rumah kaca. Banyak pemimpin negara di Karibia menyerukan agar negara-negara maju memberikan kompensasi melalui bantuan atau penghapusan utang.

Amerika Serikat mengirim tim pencarian dan penyelamatan ke Jamaika serta menawarkan bantuan kemanusiaan darurat ke Kuba. Sementara itu, badan-badan internasional menilai Badai Melissa sebagai salah satu yang paling lambat bergerak dan paling merusak dalam sejarah kawasan Karibia.

(Keysa Qanita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)