Ilustrasi. Foto: Freepik. 
                                                
                    Eko Nordiansyah • 13 September 2025 16:26 
                
                
                    
                        Jakarta: Margin call adalah situasi kritis yang dialami trader ketika nilai ekuitas akun margin turun di bawah batas minimum yang ditetapkan broker. Kondisi ini memaksa trader untuk menyetor dana tambahan atau menutup posisi demi memenuhi persyaratan margin. Berikut panduan lengkapnya dilansir dari laman Indodax dan Pintu.
Pengertian margin call
Margin call terjadi ketika nilai ekuitas akun margin berada di bawah persyaratan margin pemeliharaan atau 
maintenance margin. Dalam kondisi ini, broker akan meminta tambahan dana atau aset sebagai jaminan. Jika 
trader gagal memenuhinya, broker dapat menutup paksa posisi atau melakukan 
forced liquidation.
Sebagai contoh, investor membeli saham senilai 10.000 dolar dengan modal 5.000 dolar ditambah pinjaman broker sebesar 5.000 dolar. Jika nilai saham turun menjadi 7.000 dolar, maka ekuitas menjadi 2.000 dolar.
Dengan 
maintenance margin sebesar 25 persen, minimum ekuitas yang harus dipenuhi adalah 1.750 dolar. Dalam kondisi ini, ekuitas masih aman karena berada di atas batas minimum. Namun, jika harga saham turun lebih jauh sehingga ekuitas di bawah 1.750 dolar, maka 
margin call akan terjadi.
 
 (Ilustrasi. Foto: Dok ICDX)
(Ilustrasi. Foto: Dok ICDX)
Jenis dan faktor penyebab margin call
Jenis 
margin call terbagi menjadi dua
	- Maintenance margin call yang terjadi saat ekuitas berada di bawah persyaratan pemeliharaan broker, biasanya sebesar 25 hingga 40 persen.
- Regulation T margin call yang ditetapkan oleh The Fed di Amerika Serikat untuk margin awal, dengan ketentuan minimum 25 persen dari total investasi.
Beberapa faktor penyebab 
margin call antara lain penurunan harga aset yang drastis, penggunaan leverage terlalu tinggi, volatilitas pasar ekstrem seperti pada crypto dan forex, serta lemahnya manajemen risiko, misalnya tanpa penggunaan 
stop-loss dan diversifikasi.
Strategi menghindari margin call
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari 
margin call. 
Trader disarankan membatasi penggunaan leverage sesuai dengan profil risiko, misalnya maksimal 1:10 bagi pemula.
Selain itu, memasang 
stop-loss dapat membatasi kerugian otomatis saat pasar bergerak berlawanan. Diversifikasi portofolio ke berbagai instrumen seperti saham, kripto, dan emas juga penting dilakukan.
Trader juga perlu memantau akun secara rutin untuk mengetahui level margin dan ekuitas, serta menyiapkan dana cadangan untuk mengantisipasi 
margin call.
Dampak dari 
margin call tidak hanya kerugian finansial besar, tetapi juga penutupan paksa posisi yang menghilangkan peluang keuntungan. Kondisi ini juga dapat menimbulkan tekanan psikologis dan menurunkan kepercayaan diri 
trader.
Secara keseluruhan, 
margin call merupakan risiko yang melekat dalam trading margin. Cara menghindarinya adalah dengan disiplin dalam manajemen risiko melalui penggunaan leverage yang wajar, penerapan 
stop-loss, serta diversifikasi portofolio.
Selain itu, 
trader juga perlu memahami mekanisme margin di setiap broker dan menyiapkan dana darurat untuk kondisi yang tidak terduga. (
Muhammad Adyatma Damardjati)