M Sholahadhin Azhar • 3 July 2025 18:56
Jakarta: Platform aset digital global OKX mengantongi sertifikasi ISO/IEC 27001:2022. Sertifikat itu merupakan standar internasional tertinggi dalam sistem manajemen keamanan informasi.
“Banyak pengguna yang mulai tertarik berinvestasi dan bertransaksi aset digital, tapi masih khawatir soal keamanan. Dengan pencapaian ini, kami ingin menegaskan bahwa keamanan adalah prioritas utama kami,” kata Senior Growth Manager OKX Wallet, Ferry Setiawan, dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Juli 2025.
ISO/IEC 27001 merupakan standar yang mengatur bagaimana perusahaan harus membangun sistem manajemen keamanan informasi (ISMS) secara sistematis. Termasuk, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengurangi berbagai risiko keamanan digital.
Sertifikasi yang diraih OKX ini merupakan versi terbaru yang lebih ketat dan komprehensif, mencerminkan kesiapan menghadapi lanskap ancaman siber yang terus berkembang.
Audit dilakukan BSI Group, lembaga sertifikasi independen internasional. Penilaian mereka menegaskan bahwa OKX telah menerapkan kontrol keamanan, kebijakan internal, serta infrastruktur perlindungan data sesuai (dan melebihi) praktik terbaik global.
Ferry Setiawan menyatakan bahwa sertifikasi ini memberikan jaminan nyata bagi para pengguna, khususnya di Indonesia. Sehingga, mereka dapat kepastian bahwa aset mereka dikelola secara aman dan profesional.
Ferry menekankan bahwa keamanan di OKX bukan hanya soal sistem teknologi, tetapi juga menyangkut budaya kerja dan tata kelola perusahaan.
“Kami bukan hanya menaruh firewall dan enkripsi. Kami membangun sistem keamanan yang menyentuh seluruh aspek operasional mulai dari pengelolaan data pelanggan, akses internal tim, hingga sistem pelaporan insiden,” jelasnya.
Tak hanya itu, menurut Ferry, langkah ini menjadi bukti bahwa OKX tidak menunggu ancaman datang baru bertindak, tetapi justru mengantisipasi lebih awal dengan standar terbaik.
“Sertifikasi ini adalah langkah strategis. Ini bentuk kesiapan kami menghadapi risiko yang mungkin belum terjadi hari ini, tapi bisa muncul di masa depan. Dunia aset digital sangat dinamis, dan kami ingin tetap selangkah lebih maju dari potensi ancaman,” ujarnya.
OKX selama ini memang dikenal mengadopsi pendekatan keamanan berlapis (multi-layered security), mulai dari teknologi enkripsi lanjutan dan kontrol akses ketat, hingga alat berbasis kecerdasan buatan seperti SkyNet, sistem yang mampu memindai dan mendeteksi aktor jahat di blockchain.
Selain itu, OKX secara rutin menjalankan program Proof of Reserves (PoR) yang diaudit oleh pihak independen, serta menyediakan dana asuransi miliaran dolar untuk melindungi pengguna dari kerugian ekstrem. Semua ini dirancang untuk membangun kepercayaan dan transparansi di tengah meningkatnya minat terhadap aset digital di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Ferry menambahkan bahwa sertifikasi ISO ini bukanlah titik akhir, melainkan awal dari komitmen jangka panjang perusahaan.
“Kami akan terus berinvestasi dalam infrastruktur keamanan dan meningkatkan kapabilitas internal. Harapan kami, pengguna Indonesia bisa merasa lebih tenang dan percaya ketika menggunakan OKX,” tutupnya.
Sertifikasi ini diterima langsung oleh CEO OKX Singapore, Gracie Lin, dari Managing Director BSI Group ASEAN, Emmanuel Herve, yang menyebut OKX sebagai contoh perusahaan yang mengedepankan keamanan informasi secara progresif.