Ilustrasi baterai mobil listrik. Foto: dok Honda.
Insi Nantika Jelita • 1 July 2025 11:30
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto menegaskan pembangunan ekosistem industri baterai terintegrasi adalah langkah nyata untuk mewujudkan visi besar hilirisasi nasional yang telah digaungkan sejak era Soekarno. Pembangunan itu resmi dimulai melalui seremoni peletakan batu pertama oleh Presiden Prabowo di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang.
Adapun, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) bersama Indonesia Battery Corporation (IBC) memimpin transformasi energi dengan memperkuat peran strategis dalam pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) nasional.
Bersama perusahaan asal Tiongkok CATL dan Brunp, serta Lygend (CBL) yang merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, Antam dan IBC tengah membangun serangkaian proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi dari hulu ke hilir.
"Cita-cita hilirisasi ini telah lama diusung sejak Bung Karno. Presiden-presiden berikutnya terus melanjutkan langkah ini, dan kita mengambil lompatan besar menuju industrialisasi yang bernilai tambah tinggi," ungkap Prabowo pada pekan lalu, dikutip Selasa, 1 Juli 2025.
Kepala Negara juga menyebut proyek ini menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, mencerminkan keseriusan Indonesia dalam mendorong energi bersih.
Pada fase pertama, pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi sebesar 6,9 gigawatt hour (GWh) dan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2026. Kapasitas ini akan ditingkatkan menjadi total 15 GWh pada fase kedua, atau setara dengan baterai untuk sekitar 300 ribu unit mobil listrik.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menambahkan, proyek ini menunjukkan tekad Indonesia sebagai negara pemilik sumber daya alam terbesar untuk beralih ke energi berkelanjutan.
Dia menjelaskan target jangka menengah pemerintah adalah mengembangkan kapasitas hingga 40 GWh, seiring meningkatnya permintaan pasar untuk baterai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Ekosistem industri ini meliputi proses dari hulu seperti tambang, smelter, precursor, katoda, hingga hilir seperti battery cell dan rotary kiln electric furnace (RKEF) atau teknologi pengolahan bijih nikel laterit untuk mendukung hilirisasi. Menurut Bahlil, proyek ini akan membantu mengurangi ketergantungan impor, meningkatkan nilai tambah, dan memperkuat ekonomi daerah.
Baca juga: Presiden Prabowo Resmikan Groundbreaking Proyek Baterai Kendaraan Listrik Terbesar di Asia |