Setahun Prabowo–Gibran: Diplomasi Bebas Aktif Indonesia Masuki Babak Baru

Presiden Prabowo Subianto saat lakukan pertemuan virtual BRICS. Foto: BPMI Setpres

Setahun Prabowo–Gibran: Diplomasi Bebas Aktif Indonesia Masuki Babak Baru

Willy Haryono • 15 October 2025 14:50

Jakarta: Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menandai fase baru politik luar negeri Indonesia.

Di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Sugiono, diplomasi Indonesia menunjukkan dinamika berbeda, yaitu lebih strategis, tegas, dan berorientasi hasil, namun tetap berpijak pada prinsip lama yang tak tergoyahkan: bebas dan aktif.

Sejak dilantik pada Oktober 2024, Sugiono menjadi ujung tombak diplomasi Indonesia di panggung global. Ia menekankan bahwa diplomasi Indonesia tidak boleh hanya menjadi simbol moral, tetapi harus menjadi alat konkret untuk memperkuat ketahanan nasional, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.

Dalam setahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, arah diplomasi Indonesia terlihat jelas: memperkuat kemandirian, meneguhkan posisi strategis di kawasan, memperluas jejaring global, serta memastikan perlindungan bagi seluruh warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.


Penguatan Kerja Sama Bilateral dan Strategis

Indonesia di era Sugiono aktif memperluas jalinan kemitraan lintas kawasan. Hubungan bilateral dengan 162 negara kini diarahkan untuk menghasilkan manfaat konkret, baik di bidang perdagangan, investasi, teknologi, maupun pertahanan.

Penguatan diplomasi terus dilakukan, termasuk penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Korea Utara pada Oktober 2025 yang menjadi langkah strategis dalam diversifikasi hubungan luar negeri. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia siap menjalin dialog dengan negara-negara yang selama ini kurang menjadi sorotan diplomasi arus utama. 

Sementara itu, kemitraan baru dengan negara-negara tradisional semakin diperkuat, di antaranya:

Indonesia dan India menandatangani sejumlah kesepakatan di berbagai bidang seperti kesehatan, keamanan maritim, pertahanan, dan digital — langkah ini juga didorong dalam konteks akselerasi kerjasama ekonomi dan dukungan India dalam proses aksesi Indonesia ke BRICS. 

Indonesia dan Australia menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan tingkat traktat, yang memungkinkan penggunaan wilayah masing-masing negara untuk operasi militer bersama, memperkuat stabilitas kawasan Asia Pasifik. 

Hubungan Indonesia dengan Thailand dinaikkan statusnya menjadi Kemitraan Strategis, dengan komitmen memperkuat kerja sama dalam perdagangan, keamanan maritim, infrastruktur, hingga pertanian dan kesehatan. 

Kunjungan kenegaraan Indonesia ke Rusia pada pertengahan 2025 juga memperlihatkan ambisi diplomasi multidimensi. Selain membahas kerja sama bilateral, dalam pertemuan Presiden Prabowo–Vladimir Putin dibicarakan isu regional dan global, serta Indonesia ikut serta menjadi pembicara di forum ekonomi internasional SPIEF.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)