Mesin pompa air dioperasikan untuk mengurangi genangan banjir Demak. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani.
Demak: Pemeintah Kabupaten Demak berkomitmen dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Bupati Demak, Eisti’anah, mengatakan hal itu untuk mencegah banjir yang kerap melanda wilayah setempat.
"Penanganan banjir harus menjadi prioritas utama. Kami mencatat beberapa titik kritis, seperti Saluran Induk Klambu Kiri dengan 25 titik, Daerah Irigasi Sedadi, serta beberapa sungai besar lainnya yang membutuhkan rehabilitasi. Kami berharap adanya langkah permanen untuk perbaikan tanggul yang jebol serta pengerukan sedimen guna mengurangi risiko banjir di masa mendatang," kata Eisti, Kamis, 13 Februari 2025.
Eisti mengungkapkan Kabupaten Demak memiliki 42 sungai, 65 afvour, 31 embung, 17 checkdam, enam bendung gerak, dan empat bendung karet. Namun, tantangan dalam pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur pengairan masih menjadi pekerjaan besar yang harus segera ditangani.
"Pasca banjir tahun lalu, kami telah menormalisasi afvour dan saluran pada 43 titik dengan total panjang sekitar 61 km. Ini adalah langkah nyata kami untuk melindungi masyarakat dari dampak banjir," jelas Esti.
Meski menghadapi keterbatasan anggaran, ia menegaskan Pemerintah Kabupaten Demak tetap berkomitmen melakukan normalisasi dan pemeliharaan infrastruktur pengairan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Fikri Abdurrachman, menjelaskan pihaknya tengah fokus pada pengendalian banjir di Sungai Wulan dan Sungai Satreyan.
"Kami sedang mengerjakan proyek ini mulai dari Jembatan Tanggulangin hingga hilir sepanjang 30 km, dan diharapkan dapat rampung pada tahun 2026," kata Fikri.
Seperti diketahui sejumlah desa di Kota Wali hingga kini masih terendam banjir sejak 18 Januari 2025. Namun saat ini kondisi genangan banjir berangsur surut seiring berkurangnya intensitas curah hujan.