Dinamika Pasar Bikin Saham HBAT Melonjak

Direktur Utama Minahasa Membangun Hebat Go Ronny Nugroho (kanan). Foto: Metrotvnews.com

Dinamika Pasar Bikin Saham HBAT Melonjak

Ade Hapsari Lestarini • 3 September 2025 11:59

Jakarta: Pergerakan saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) menjadi sorotan setelah mencatat kenaikan signifikan pada perdagangan pekan lalu hingga terkena dampak suspensi PT Bursa Efek Indonesia.

Emiten properti berbasis di Minahasa, Sulawesi Utara ini, menegaskan lonjakan harga saham semata-mata merupakan dinamika pasar, bukan karena adanya aksi korporasi.

Direktur Utama Minahasa Membangun Hebat Go Ronny Nugroho, menjelaskan tren kenaikan mulai terlihat sejak 20 Agustus 2025 lalu. Saat itu, saham HBAT ditutup di level Rp113 per lembar dengan volume transaksi 2,43 juta saham.

Pada 21 Agustus 2025, harga saham kembali naik sebesar 9,73 persen ke posisi Rp124 per lembar dengan volume transaksi sebanyak 2,13 juta saham. Sehari kemudian, 22 Agustus 2025, harga kembali naik 9,67 persen hingga menyentuh level Rp136 per saham, namun volume transaksi menurun menjadi 1,06 juta saham.

"Lonjakan harga saham ini murni dinamika pasar. Tidak ada intervensi ataupun aksi korporasi tertentu yang memicu kenaikan harga," tegas Go Ronny Nugroho dalam Paparan Publik Insidentil, Rabu, 3 September 2025.
 

Baca juga: Emisi Obligasi dan Sukuk di BEI sepanjang 2025 Capai Rp71,08 Triliun



Ilustrasi. Foto: Medcom
 

Penghentian sementara saham HBAT


Seiring kenaikan tajam tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham HBAT pada 25 Agustus 2025 untuk melakukan cooling down sebagai langkah perlindungan investor.

Penghentian sementara ini merujuk pada Pengumuman BEI Nomor Peng-SPT-00172/BEI.WAS/08-2025. HBAT memastikan struktur kepemilikan saham tetap sama sejak penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Pemegang saham pengendali adalah:
  1. Hendra Sutanto (467,76 juta saham).
  2. Rudy Gunawan (215,28 juta saham).
  3. Jon Fieris (116,96 juta saham).
  4. Masyarakat dengan total kepemilikan 240,74 juta saham.

Meski saham perusahaan melonjak, kinerja keuangan HBAT masih menghadapi tantangan. Hingga semester I-2025, penjualan tercatat sebesar Rp12,32 miliar, turun 30,86 persen dibandingkan periode sama 2024 yang mencapai Rp17,82 miliar. Namun, rugi komprehensif tahun berjalan berhasil ditekan 50,23 persen menjadi Rp2,11 miliar, dibandingkan pada semester I-2024 sebesar Rp4,24 miliar.

"Dari sisi neraca, aset HBAT sedikit terkoreksi 0,25 persen menjadi Rp81,87 miliar dibandingkan akhir Desember 2024 sebesar Rp82,08 miliar. Sementara ekuitas HBAT naik 2,69 persen menjadi Rp80,41 miliar dari akhir Desember 2024 sebesar Rp78,3 miliar. Beban utang HBAT turun 61,37 persen menjadi Rp1,46 miliar dari akhir Desember 2024 sebesar Rp3,78 miliar," ujar Direktur HBAT, Andrie Rianto.

"Di tengah tekanan sektor perhotelan dan properti, kami tetap berupaya menjaga momentum pertumbuhan dengan efisiensi dan pengelolaan aset yang sehat," jelas Andrie Rianto.

Meski menghadapi tantangan bisnis, manajemen optimistis HBAT tetap mampu mencatatkan kinerja positif ke depan. Investor pun kini menunggu strategi baru Perseroan untuk mengembalikan tren pertumbuhan jangka panjang di tengah persaingan ketat industri properti.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)