Seorang anak tengah memeriksakan diri ke Puskesmas Rajapolah dengan keluhan sakit perut diduga keracunan makan bergizi gratis (MBG) di sekolah.
Media Indonesia • 1 May 2025 17:14
Tasikmalaya: Belasan siswa SD dan SMP di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami gejala diduga keracunan setelah mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pihak sekolah pada Rabu, 30 April 2025. Sejumlah siswa yang diduga mengalami keracunan mengaku lemas dan diare sejak Rabu malam, dan memilih pengobatan tradisional dengan air kelapa hijau dan ramuan herbal.
"Anak saya habis makan bergizi gratis di sekolah sejak kemarin dan mulai terasanya pada jam 24.00 malam, anak saya tidak seperti biasanya buang air besar secara terus menerus," kata IN, orang tua korban, Kamis, 1 Mei 2025.
IN mengatakan dugaan keracunan bukan hanya terjadi di anaknya, tapi di dalam grup sekolah ada sedikitnya 16 siswa mengalami keluhan serupa Namun, untuk sekarang masih belum dibawa ke puskesmas.
"Anak saya sudah 7 kali buang air besar dan kondisinya lemas, bagi keluarga sudah memberinya dengan minum air dawegan supaya dapat mengeluarkan kotoran yang ada di dalam perut keluar," ujarnya.
Menurutnya, para orang tua menerima pesan WhatsApp berantai berisi permintaan maaf dari pihak relawan SPPG makan bergizi gratis (MBG) Rajapolah, Dalam pesan itu mereka mengaku prihatin hingga menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi.
"Terkait keluhan yang dialami beberapa anak, kami turut prihatin dan memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tim kami sedang mengevaluasi menu MBG yang diberikan kemarin," kata pesan berantai.
Phak relawan mengimbau agar kejadian ini tidak disebarluaskan terlebih dahulu di media sosial. "Kami mohon kerja samanya agar hal ini tidak diramaikan dulu, karena kami tengah menangani dan mengevaluasi kasus ini. Kami pastikan akan bertanggung jawab dan memberikan informasi lanjutan secepatnya," lanjut pernyataan tersebut.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri, mengatakan pihaknya belum menerima pasien yang diduga keracunan makan bergizi gratis. Tapi, dia memastikan tenaga medis tetap bersiaga.
"Kami belum menerima adanya pasien yang datang, tapi petugas medis akan tetap siaga jika sewaktu-waktu ada anak yang membutuhkan penanganan," ujarnya. (MI/Kristiadi)