Tim SAR mengerahkan alat berat dalam operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada hari ketujuh, Rabu (19/11/2025). ANTARA/HO-Basarnas Cilacap
Whisnu Mardiansyah • 19 November 2025 21:28
Cilacap: Tim SAR gabungan memperpanjang operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, selama tiga hari ke depan. Keputusan ini diambil setelah pada hari ketujuh tim berhasil menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia.
Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menjelaskan, perpanjangan operasi berdasarkan musyawarah dengan keluarga korban, TNI, Polri, dan pemerintah daerah.
“Keluarga berharap operasi dilanjutkan. Atas dasar kemanusiaan, operasi SAR resmi diperpanjang tiga hari,” kata Muhammad Abdullah di Desa Cibeunying seperti dilansir Antara, Rabu, 19 November 2025.
Dua korban yang berhasil dievakuasi pada hari ketujuh adalah Nina Puspita, 44, yang ditemukan pukul 11.03 WIB di Worksite B-1, dan Januar Kian Abdilah, 15, yang ditemukan pukul 12.22 WIB di Worksite B-2. Keduanya dinyatakan meninggal dunia.
Dengan temuan ini, seluruh korban di Worksite B-2 telah berhasil dievakuasi. Operasi selanjutnya akan difokuskan pada Worksite A-1 yang masih menyisakan satu korban (Maysarah Salsabila, 14) dan Worksite B-1 dengan dua korban masih hilang (Vani Hayati Lanjarsari, 12 dan Fatin Ayu Rengganis, 2.

Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban bencana tanah longsor yang ditemukan di Worksite B-2, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 18 November 2025. Antara/HO-Basarnas Cilacap
“Di B-1 kami tetap menggunakan pola pencarian serupa, mulai dari pengerahan alat berat, anjing pelacak, menggunakan alkon, hingga peralatan ekstrikasi. Untuk A-1, karena alat berat sulit menjangkau lokasi akibat tanah gembur, kami memaksimalkan alat alkon dan pencarian manual,” jelas Abdullah.
Bencana tanah longsor yang terjadi pada Kamis, 13 November 2025, sekitar pukul 19.00 WIB tersebut telah merusak 12 rumah dan mengancam 16 rumah lainnya di area seluas 6,5 hektare. Hingga Rabu, 19 November tercatat 20 korban meninggal dunia, 23 orang selamat, dan tiga orang masih dalam pencarian.