KNKT Investigasi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Dimulai dari Dokumen SPB

Kapal KMP Tunu Pratama Jaya, foto: Instagram @banyuwangi24jam

KNKT Investigasi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Dimulai dari Dokumen SPB

Amaluddin • 4 July 2025 22:33

Banyuwangi: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan investigasi menyeluruh, terkait insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Rabu, 2 Juli 2025. Tujuannya untuk mengungkap penyebab tenggelamnya kapal penumpang tersebut.

"Kami masih mengumpulkan bukti penting untuk menyelidiki penyebab tenggelamnya kapal tersebut, dimulai dari dokumen Surat Persetujuan Berlayar (SPB) hingga rekaman video detik-detik kapal tenggelam," kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, dalam konferensi pers virtual dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat, 4 Juli 2025.

Menurut Soerjanto, SPB menjadi dokumen krusial dalam mengungkap sejauh mana aspek kelaikan kapal, kondisi cuaca, serta kelengkapan administratif lainnya telah dipenuhi sebelum kapal diberangkatkan.

"Ketika kapal berangkat tentu ada SPB. Yang sedang kami gali adalah proses penerbitan SPB-nya. Apakah seluruh persyaratan seperti cuaca, dokumen kelaikan kapal, hingga sertifikasi kru telah sesuai regulasi atau tidak. Semua itu harus kami uji berdasarkan evidensi yang ada," ujarnya 

Selain dokumen administratif, kata dia, KNKT juga menelusuri berbagai video amatir yang beredar di media sosial untuk merekonstruksi kronologi tenggelamnya kapal.

"Kami telah mengumpulkan sejumlah video dari berbagai sumber, termasuk media sosial. Dari rekaman tersebut kami akan analisa seperti apa kondisi darurat itu terjadi dan bagaimana kapal akhirnya karam,” katanya.

Tak hanya itu, KNKT juga menyoroti aspek tanggap darurat yang dilakukan oleh awak kapal saat kejadian. Investigasi akan menilai apakah kru kapal telah menjalankan protokol keselamatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

"Kru kapal diwajibkan berlatih tanggap darurat minimal satu kali dalam sebulan. Kami akan lihat apakah pelatihan tersebut benar-benar dilaksanakan secara efektif dan apakah mereka siap menghadapi kondisi darurat,” ujarnya.

Meskipun penyelidikan telah dimulai, Soerjanto menegaskan bahwa saat ini prioritas utama masih tertuju pada upaya pencarian dan evakuasi para korban yang belum ditemukan.

"Kami mendukung penuh operasi SAR yang sedang berjalan. Fokus utama sekarang adalah menemukan korban, baik yang selamat maupun yang meninggal dunia, secepatnya,” pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)