Taiwan Deteksi 14 Pesawat dan 6 Kapal Perang Tiongkok Dekat Perairannya

Pesawat jet tempur J-10BS terbang di langit Changchun, Tiongkok. (EPA)

Taiwan Deteksi 14 Pesawat dan 6 Kapal Perang Tiongkok Dekat Perairannya

Willy Haryono • 10 February 2025 10:54

Taipei: Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND) melaporkan bahwa sebanyak 14 pesawat jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dan enam kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) terdeteksi di sekitar Taiwan hingga pukul 06.00 waktu setempat (UTC+8) hari Minggu kemarin.

Dari jumlah tersebut, sembilan pesawat PLA dilaporkan melintasi garis median Selat Taiwan dan memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) di wilayah utara dan barat daya Taiwan.

“Sebanyak 14 pesawat PLA dan enam kapal perang PLAN terdeteksi di sekitar Taiwan hingga pukul 06.00 (UTC+8) hari ini. Sembilan di antaranya melintasi garis median dan memasuki ADIZ bagian utara dan barat daya Taiwan,” ujar MND.

“Kami terus memantau situasi dan merespons dengan langkah yang diperlukan,” sambungnya, seperti dikutip dari Business Standard, Senin 10 Februari 2025.

Laporan ini muncul sehari setelah MND juga mendeteksi 11 pesawat militer dan delapan kapal perang Tiongkok di sekitar wilayahnya hingga pukul 06.00 waktu setempat di hari Sabtu.

Dari jumlah tersebut, sembilan pesawat juga dilaporkan melintasi garis median Selat Taiwan dan memasuki ADIZ bagian utara serta barat daya. Selain itu, satu balon udara Tiongkok juga terdeteksi selama periode tersebut.

Konflik Tiongkok-Taiwan

Dalam beberapa pekan terakhir, Tiongkok terlihat meningkatkan kapasitasnya untuk melakukan serangan amfibi ke pantai-pantai Taiwan dengan berbagai perlengkapan angkatan laut baru. Hal ini mencakup peluncuran resmi kapal serbu amfibi canggih (LHA) yang diklaim unik di dunia serta produksi massal jembatan terapung untuk mendukung pendaratan kapal di garis pantai.

Konflik antara Taiwan dan Tiongkok tetap menjadi isu geopolitik yang berlarut-larut, dengan fokus pada kedaulatan Taiwan. Meski Taiwan beroperasi sebagai negara de facto yang memiliki pemerintahan, militer, dan ekonomi sendiri, Beijing tetap menganggap pulau tersebut sebagai provinsi yang memisahkan diri di bawah kebijakan “Satu Tiongkok.”

Sejak berakhirnya Perang Saudara Tiongkok (1945-1949), ketika pemerintahan Republik Tiongkok mundur ke Taiwan, Beijing terus menerapkan berbagai tekanan diplomatik, ekonomi, dan militer terhadap Taiwan. Sementara itu, Taiwan tetap menegaskan statusnya sebagai negara yang berdaulat dengan dukungan kuat dari masyarakat domestik. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Pidato Tahun Baru Xi Jinping: Tiada yang Bisa Hentikan Penyatuan Tiongkok dan Taiwan!

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)