Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Eko Nordiansyah • 20 August 2025 15:23
Jakarta: Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini sudah jadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Tidak sedikit kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan oleh AI di berbagai sektor kehidupan.
Namun, layaknya pisau bermata dua, tersembunyi sisi gelap AI yang kini menjadi ancaman baru di dunia digital. Salah satunya adalah penipuan berbasis AI dengan teknologi deepfake.
Dilansir dari laman Vida, deepfake juga disebut deepfake AI merupakan teknologi yang menggunakan AI untuk menciptakan konten visual, audio, atau video yang terlihat dan terdengar nyata, meskipun sebenarnya palsu.
Deepfake sering digunakan untuk tujuan hiburan, pendidikan, hingga eksperimen teknologi. Namun, di sisi lain, teknologi ini juga memunculkan tantangan serius, terutama dalam hal penyebaran informasi palsu dan ancaman keamanan digital.
Deepfake AI dibuat dengan memanfaatkan Generative Adversarial Networks (GANs), yaitu algoritma pembelajaran mendalam yang melibatkan dua model:
Kedua model ini dilatih secara bersamaan hingga generator mampu menghasilkan konten yang sulit dibedakan dari konten asli.
Baca juga:
Klarifikasi Video Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara, Kemenkeu: Itu Hoaks! |
Seiring perkembangan teknologi, deepfake AI dapat ditemukan dalam berbagai kebutuhan. Sayangnya, meski deepfake awal mulanya digunakan untuk hiburan, ada juga pihak yang memanfaatkannya untuk penipuan.
Berikut penggunaan deepfake AI
1. Hiburan dan media
Deepfake AI ternyata sudah digunakan sejak beberapa tahun lalu untuk film. Deepfake AI yang digunakan berupa efek visual yang terlihat sangat realistis. Deepfake AI juga digunakan untuk menggantikan aktor yang telah meninggal, serta untuk membuatnya terlihat lebih tua atau muda.
2. Pendidikan
Di dunia pendidikan, deepfake AI digunakan untuk membuat konten edukasi yang lebih interaktif, seperti simulasi berbasis video. Deepfake AI juga digunakan untuk eksperimen teknologi dalam riset AI.
3. Politik dan disinformasi
Sayangnya, deepfake juga digunakan dengan cara negatif. Apakah kamu ingat ada video pidato presiden yang ternyata palsu? Itulah deepfake AI. Ini adalah bentuk penyalahgunaan dalam rangka propaganda politik dan penyebaran disinformasi tentang tokoh publik. Dalam politik, hal ini sangat berbahaya karena dapat memengaruhi opini publik dan hasil pemilihan.
4. Pelanggaran privasi
Salah satu penyalahgunaan terbesar deepfake adalah dalam pembuatan konten pornografi tanpa izin. Pelaku memanipulasi wajah korban untuk ditempelkan pada video yang tidak mereka setujui, sehingga merusak privasi dan reputasi individu.
5. Penipuan digital
Satu lagi yang tak kalah berbahaya dari penggunaan deepfake AI adalah penjahat siber yang menggunakannya untuk meniru wajah atau suara seseorang. Tindakan ini dilakukan guna mengelabui seseorang atau sistem verifikasi.
Dalam data whitepaper Vida, 84 persen bisnis di Indonesia pernah mengalami penipuan identitas, yang merupakan penipuan digital.