G7 Soroti Peningkatan Persenjataan Nuklir Tiongkok yang Dinilai Tak Transparan

Bendera anggota G7. Foto: Anadolu

G7 Soroti Peningkatan Persenjataan Nuklir Tiongkok yang Dinilai Tak Transparan

Muhammad Reyhansyah • 21 August 2025 20:34

Beijing: Negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) pada Rabu, 20 Agustus 2025 menyatakan keprihatinan atas “peningkatan signifikan” persenjataan nuklir Tiongkok, yang dinilai tidak transparan dan tidak disertai mekanisme pengamanan memadai untuk mencegah eskalasi nuklir yang tak disengaja.

Dalam pernyataan bersama, Non-Proliferation Directors Group, forum G7 yang membahas pengendalian senjata dan pelucutan nuklir menyebut bahwa dunia kini menghadapi “lingkungan keamanan yang semakin tidak menentu.”

“Kami yakin bahwa dalam situasi ini, kemajuan nyata pada pelucutan senjata, non-proliferasi, dan pengendalian senjata hanya dapat dicapai melalui keterlibatan berkelanjutan serta saling pengertian dari semua pihak terkait,” demikian isi pernyataan tersebut, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 21 Agustus 2025.

G7 juga menegaskan penolakan prinsipil terhadap proliferasi nuklir yang dianggap merusak perdamaian dan keamanan internasional.

Menyinggung kawasan Timur Tengah, G7 menegaskan kembali bahwa Iran tidak boleh memiliki atau memperoleh senjata nuklir. Negara-negara anggota mendesak dimulainya kembali perundingan guna mencapai kesepakatan komprehensif, dapat diverifikasi, dan berkelanjutan terkait program nuklir Iran.

Mereka juga meminta Teheran menahan diri dari tindakan provokatif serta segera memulihkan kerja sama penuh dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), termasuk dengan memberikan data terverifikasi mengenai seluruh material nuklir di wilayahnya.

Langkah ini muncul setelah Presiden Iran Masoud Pezeshkian bulan lalu menandatangani undang-undang yang menangguhkan kerja sama dengan IAEA, menyusul serangan Israel dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni.

Dalam pernyataan yang sama, G7 menyatakan keinginan agar Rusia kembali patuh pada New START Treaty, perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan AS yang bertujuan memangkas separuh peluncur rudal strategis.

Kelompok tersebut kembali mengecam perang Rusia di Ukraina, menegaskan dukungan pada kedaulatan dan integritas teritorial Kyiv, serta menyerukan penghentian pertempuran tanpa syarat.

“Kami menyambut upaya untuk mencapai gencatan senjata penuh dan tanpa syarat serta negosiasi menuju perdamaian komprehensif, adil, dan berkelanjutan sesuai Piagam PBB,” kata G7.

Namun, mereka menegaskan bahwa selama gencatan senjata tidak terwujud, G7 akan mempertimbangkan pengetatan sanksi lebih lanjut terhadap Moskow.

G7 juga menegaskan komitmennya terhadap denuklirisasi penuh Semenanjung Korea, dengan mendesak Korea Utara agar menghentikan seluruh program senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya.

Selain itu, kelompok tersebut menyambut baik komitmen Suriah untuk menghapus senjata kimia rezim Assad dan menyatakan kesiapan mendukung Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dalam menuntaskan agenda tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)