Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadahlia. Foto: Metrotvnews.com/Fachri.
Jakarta: Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai Partai Golkar akan terus diterpa isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) selama Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum (Ketum). Sebab, munculnya wacana Munaslub mengindikasikan adanya masalah kepemimpinan di Golkar.
Jamaluddin menyebut masalah ini sudah mengemuka sejak awal. Sebab, Bahlil muncul sebagai calon ketua umum yang di luar prediksi.
"Hal itu logis mengingat munculnya Bahlil sebagai caketum di luar perkiraan. Bahlil sebagai junior di Golkar tiba-tiba menjadi kandidat terkuat sebagai ketum. Hal ini tak lazim di Golkar mengingat selama ini yang muncul menjadi caketum para elite Golkar yang sudah senior," kata Jamiluddin saat dikutip dari Media Indonesia, Jumat, 8 Agustus 2025.
Jamiluddin menilai munculnya Bahlil sebagai caketum bukan keinginan dari akar rumput dan elite internal Golkar. Ia menilai Bahlil merupakan titipan.
"Jadi, sejak awal Bahlil bukanlah caketum yang dikehendaki kader Golkar. Karena itu, riak-riak isu munaslub kemungkinan akan kembali mengemuka selama Bahlil menjadi ketum Golkar," ungkap Jamaluddin.
Sebelumnya, beredar isu adanya Munaslub Partai Golkar sempat mencuat ke publik. Isu tersebut disertai dengan spekulasi bahwa nama Ketua Bidang Keagamaan dan Kerohanian Partai Golkar Nusron Wahid mencuat menggulingkan Bahlil.
Namun, Bahlil dan Nusron membantah isu tersebut. Hal itu mereka sampaikan saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Minggu, 3 Agustus 2025.
Kehadiran keduanya menampik adanya isu keretakan yang terjadi di tubuh partai berlambang pohon beringin tersebut. Bahlil menilai kabar tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki sumber yang jelas.
“Inilah. Masa mau dipercaya berita yang enggak ada sumbernya, piye toh (gimana sih),” kata Bahlil.
Senada dengan Bahlil, Nusron menegaskan tidak tahu menahu soal isu Munaslub yang dikaitkan dengan dirinya.
“Pertama saya tidak tahu menahu tentang isu tersebut. Yang kedua, sampai hari ini tidak pernah ada pembicaraan di lingkungan Istana kepada saya ataupun kepada pihak-pihak lain di lingkungan Partai Golkar yang membicarakan tentang Munaslub,” tegas Nusron.
Ia menegaskan, fokus utama pembahasan yang melibatkan dirinya dan kelompok kerja di Golkar adalah persoalan-persoalan strategis yang menyentuh kepentingan rakyat. Bukan konflik internal partai.
“Topik tentang bagaimana kita mewujudkan swasembada pangan, topik kita tentang swasembada energi, topik tentang hilirisasi, topik tentang bagaimana mensukseskan perumahan 3 juta untuk rakyat miskin. Tidak ada topik-topik seperti yang saudara sebutkan tadi. Jelas,” ujar Nusron.