Ilustrasi, petuga PLN. Foto: dok PLN.
Jakarta: Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) Sofyano Zakaria menilai sistem proteksi ketenagalistrikan nasional terbukti lebih baik dari Eropa. Hal ini melihat kejadian pemadaman listrik di Bali beberapa waktu lalu, yang tidak meluas ke Jawa.
"Meskipun terjadi gangguan kelistrikan terjadi akibat gangguan transmisi laut dari Jawa ke Bali, sistem proteksi berjalan baik sehingga gangguan tidak meluas sampai ke Pulau Jawa," ucap Sofyano dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 5 Mei 2025.
Menurut Sofyano, gangguan kali ini justru mengonfirmasi sistem proteksi ketenagalistrikan nasional telah dibangun dengan standar teknologi tinggi Sehingga mampu mencegah efek domino pemadaman yang lebih luas.
"Jika kita bandingkan dengan peristiwa blackout di Eropa, yang bisa menjalar lintas negara dan memerlukan waktu berhari-hari untuk stabilisasi, pemulihan kelistrikan di Bali hanya dalam waktu kurang dari 12 jam," ungkap dia.
Tantangan sistem kelistrikan modern
Diketahui, pemadaman listrik yang terjadi di Bali dan Spanyol serta Portugal pada 28 April 2025 menjadi dua peristiwa yang menunjukkan terdapat tantangan sistem kelistrikan modern.
"Meskipun sama-sama berawal dari gangguan transmisi, penanganan, dan dampak kedua
blackout ini menunjukkan perbedaan signifikan, terutama dalam kecepatan pemulihan dan efektivitas sistem proteksi masing-masing wilayah," papar dia.
Melalui sistem proteksi otomatis dan manajemen krisis yang diterapkan sukses membuat wilayah Bali keluar dari blackout dalam waktu yang lebih singkat. Ini hal yang sangat perlu diapresiasi oleh masyarakat.
Sebaliknya, kata Sofyano,
blackout di Spanyol menyebabkan
pemadaman listrik meluas yang memengaruhi beberapa negara di wilayah Eropa. "Pemulihan awal di Eropa membutuhkan waktu antara enam hingga 23 jam, dan stabilisasi penuh berlangsung selama beberapa hari," jelas dia.
Perbedaan mencolok tersebut, jelasnya, terletak pada keberhasilan sistem proteksi dalam mencegah efek domino yang lazim terjadi dalam jaringan interkoneksi listrik yang besar.
"Keberhasilan memulihkan sistem dengan cepat menunjukkan digitalisasi dan modernisasi infrastruktur kelistrikan nasional sudah berada pada jalur yang tepat. Bahkan, fakta blackout tidak menyebar ke sistem Jawa dan durasi pemulihan dilakukan tanpa efek sistemik yang berkepanjangan menjadi bukti sistem kelistrikan nasional kini mampu menangani gangguan ekstrem dengan respons teknis yang terukur dan efektif," sebut Sofyano.