Pekerja di Indonesia Sulit Menguasai Industri AI

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Pekerja di Indonesia Sulit Menguasai Industri AI

Insi Nantika Jelita • 2 May 2025 20:18

Jakarta: Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan dengan rendahnya tingkat pendidikan mayoritas pekerja Indonesia, membuat mereka kesulitan untuk bersaing dan menguasai sektor-sektor teknologi maju seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Data Kemnaker mencatat, sebanyak 52,33 persen tenaga kerja Indonesia berpendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Lalu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Atas (SMK/SMA) sederajat sebesar 34,81 persen dan hanya 12,86 persen dari lulusan universitas atau diploma.

"Sekitar 88 persen tenaga kerja kita merupakan lulusan SMP dan SMA. Ini bukan hal yang mudah ketika kita ingin bersaing di sektor-sektor baru seperti AI atau ekonomi hijau," ujar Menaker Yassierli, Jumat, 2 Mei 2025.
 

Baca juga: Ini Tantangan Ketenagakerjaan Dalam Negeri Menurut Menaker RI



Ilustrasi. Foto: Freepik

Lulusan universitas juga hadapi tantangan besar


Dia menambahkan, lulusan pendidikan tinggi pun masih menghadapi tantangan besar. Tercatat sekitar 850 ribu pengangguran dari lulusan perguruan tinggi. Kemudian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2024 , jumlah pengangguran atau setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,47 juta orang sebesar 4,91 persen.

Menaker pun membandingkan kondisi ini dengan negara lain yang sudah jauh lebih siap. Seperti India dan Vietnam, ungkapnya, mereka fokus pada upskilling pekerja mereka atau peningkatan keahlian, dan reskilling atau proses keterampilan baru untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi AI dan transisi hijau.

Selain itu, Menaker juga mewaspadai tren peningkatan sektor informal di Tanah Air. "Memang dalam lima tahun terakhir, ada peningkatan pada sektor informal," ucap dia.

Sebagai bagian dari solusi, Kementerian Ketenagakerjaan telah membangun berbagai Balai Latihan Kerja (BLK) yang kini bertransformasi menjadi balai vokasi dan peningkatan produktivitas pekerja.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)