Rp203,5 Triliun Dana KUR Ludes, Paling Banyak Dipinjam UMKM

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rp203,5 Triliun Dana KUR Ludes, Paling Banyak Dipinjam UMKM

Husen Miftahudin • 6 October 2025 14:51

Jakarta: Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2025, hingga triwulan III, sudah terserap mencapai Rp203,5 triliun dari total target Rp300 triliun. Pinjaman tersebut disalurkan kepada sekitar 3,45 juta debitur atau 67,6 persen dari target tahunan.

Dari jumlah yang sudah disalurkan tersebut, sebanyak 60,05 persen diantaranya atau Rp123,1 triliun dana KUR, tersalurkan ke sektor produksi yang meliputi pegiat usaha pengolahan, pertanian, dan perikanan. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 54 persen.

"Ini bukan sebatas angka biasa. Ini harus kita apresiasi dan pertahankan, karena ketika lebih dari separuh KUR mengalir ke sektor industri dan produksi, maka dampaknya langsung terasa terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan kapasitas ekspor, dan daya saing UMKM kita," ungkap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin, 6 Oktober 2025.

Menurut Lamhot, capaian penyaluran KUR yang mencatatkan rekor baru dengan serapan lebih dari 60 persen ke sektor produksi merupakan tonggak penting dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional berbasis produktivitas.

Menurut dia, sinergi yang kuat antara pemerintah dan bank-bank menjadi menjadi faktor utama keberhasilan penyaluran KUR yang lebih tepat sasaran dan berdampak nyata terhadap sektor riil.

"Hari ini kita menyaksikan hasil sinergi nyata antara kementerian dan lembaga keuangan negara. Penyaluran KUR tahun 2025 bukan hanya berhasil secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitas karena lebih dari 60 persen dana terserap ke UMKM sektor produktif. Ini sejarah baru," tutur dia.
 
Baca juga: Tabel Angsuran KUR BRI 2025 untuk Pinjaman Rp1 Juta hingga Rp100 Juta, Segini Cicilannya!


(Ilustrasi KUR. Foto: dok MI)
 

Perkuat struktur ekonomi lewat UMKM produktif


Selain itu, dia menilai keberhasilan ini juga mencerminkan arah kebijakan Presiden Prabowo melalui instrumen pemerintahnya yang semakin berpihak pada penguatan struktur ekonomi nasional melalui sektor UMKM produktif.

Data Kementerian UMKM menunjukkan dari total penyaluran, KUR mikro masih mendominasi dengan Rp138,22 triliun kepada lebih dari 3,15 juta debitur. Sementara KUR kecil mencapai Rp64,9 triliun kepada sekitar 264 ribu debitur.

Menurut Lamhot, peningkatan serapan di sektor industri turut mendorong kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Saat ini, UMKM berkontribusi sekitar 61 persen terhadap PDB dan menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja nasional.

Di sisi lain, dia menilai integrasi antara penyaluran KUR dan digitalisasi UMKM merupakan kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Modal kerja yang difasilitasi melalui KUR akan memperkuat kapasitas usaha, sementara digitalisasi memperluas akses pasar dan efisiensi bisnis.

"Sinergi antara pembiayaan dan digitalisasi adalah kombinasi ideal untuk memperkuat daya saing UMKM nasional. Pemerintah harus memastikan program ini berkelanjutan dan didukung regulasi yang ramah pelaku usaha," jelas dia.

Lamhot pun berharap kebijakan tahun depan yang menaikkan plafon KUR menjadi Rp320 triliun disertai peningkatan pagu subsidi bunga sebesar Rp36,5 triliun tidak hanya bersifat stimulus fiskal, tetapi juga mendorong transformasi ekonomi yang lebih mandiri.

"Pertumbuhan ekonomi yang kuat harus ditopang oleh kemandirian pelaku usaha kecil di seluruh pelosok negeri. KUR dan digitalisasi menjadi dua pilar penting menuju arah itu,” tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)