Jakarta: Camilan sehat bukan lagi sekadar tren, tapi gaya hidup. Itulah yang coba dihadirkan oleh Mini Sudjarwo, finalis Juragan Jaman Now Season 4 sekaligus atlet kebugaran, lewat produk camilan proteinnya: Minies Q.
Hadir dengan energi penuh percaya diri, Mini memperkenalkan “out protein”, varian camilan tinggi protein yang diklaim enak dan menyehatkan.
Produk ini mencuri perhatian para panelis, terutama karena positioning-nya yang jelas: camilan untuk gaya hidup aktif dan sehat. “Setiap orang bisa punya badan sehat, asal tahu cara memulainya, produk Minies Q mengandung 33 kkal per serving dan cocok untuk para pegiat kebugaran maupun masyarakat umum.” ujar Mini dalam presentasinya, dikutip dalam program Juragan Jaman Now, Metro TV, Sabtu, 25 Januari 2025.
Namun, tim panelis menyoroti branding produk yang dinilai masih membingungkan. Ia menyarankan agar Mini memperkuat positioning Minies Q sebagai merek utama dan memanfaatkan ketenarannya sebagai atlet untuk memperkuat identitas brand. “Awalnya saya kira brand-nya Out Protein, bukan Minies Q. Karena yang ditonjolkan justru nama variannya,” ujar panelis Rex Marindo, panelis sekaligus pengusaha kuliner.
Komentar positif datang dari Sebastian Togelang yang mengaku cukup terkejut dengan rasa produk tersebut. “Saya sudah keliling dunia untuk mencari camilan protein yang benar-benar enak. Tapi ini… enak banget. Ini bisa dikembangkan secara organik,” katanya.
Dalam sesi pendanaan, Mini mengajukan permohonan hibah sebesar Rp30 juta untuk membeli mesin pencetak cookies, demi meningkatkan kapasitas produksi. Ia juga menawarkan skema profit sharing sebesar 20% dari laba bersih sebagai bentuk apresiasi bila pendanaan diberikan.
Namun, panelis memberi catatan penting. “Perlu dibedakan mana yang hibah, mana yang pinjaman, dan mana yang investasi. Karena sebagai entrepreneur, kamu harus punya rencana keuangan yang jelas,” ujar panelis Irwan Mussry. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman antara passion, hobi, dan kesiapan bisnis yang berkelanjutan.
Minies Q tampil sebagai salah satu peserta yang membawa ide segar, dengan potensi pasar yang besar. Namun, pertanyaan mendasar tetap harus dijawab: apakah ini sekadar hobi yang dijual, atau sebuah bisnis yang siap tumbuh dan bersaing di pasar yang kompetitif?
(Calista Vanis)