Ilustrasi. Metrotvnews.com.
Arga Sumantri • 19 May 2025 09:58
Jakarta: Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (Oraski) tidak setuju dengan usulan DPR soal potongan aplikasi ojek online (ojol) menjadi maksimal 10 persen. Ketua Umum Oraski Fahmi Maharaja menyebut hal ini sebagai preseden buruk bagi ekosistem angkutan sewa khusus atau transportasi online.
"Karena ekosistem kami sudah terbentuk dengan baik dan terbukti mampu bertahan di tengah-tengah situasi ekonomi global yang sulit tanpa subsidi apa pun dari pemerintah," kata Fahmi melalui keterangan tertulis, Senin, 19 Mei 2025.
Menurut Fahmi, persoalan potongan aplikasi adalah ranah business to business (B2B). Pemerintah sebagai regulator tidak boleh mencampurinya. Ia menyebut berkurangnya potongan aplikasi tidak akan membawa maslahat bagi driver online. Sebab, kata dia, akan mengakibatnya tingginya tarif kepada konsumen dan otomatis pendapatan driver akan menurun akibat berkurangnya pengguna aplikasi.
"Kami khawatir ini justru akan mengakibatkan seluruh aplikator gulung tikar dan jika ini terjadi, maka DPR dan pemerintah wajib bertanggung jawab kepada puluhan juta driver online yang akan kehilangan pekerjaannya," ujarnya.
Baca juga: Perempuan di Madiun Tega Tipu Driver Ojol dengan Modus Order Fiktif |