8 Fakta Penembakan 18 Anggota OPM oleh TNI di Intan Jaya Papua Tengah

Ilustrasi. Evakuasi korban serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap tenaga pendidik dan kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Foto: Dok. Puspen TNI.

8 Fakta Penembakan 18 Anggota OPM oleh TNI di Intan Jaya Papua Tengah

M Rodhi Aulia • 15 May 2025 11:44

Jakarta: Ketegangan bersenjata kembali terjadi di Papua. Kali ini, TNI menindak tegas kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menghalangi pelayanan publik ke masyarakat.

Insiden ini terjadi pada Rabu dini hari, 14 Mei 2025 di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Tujuan awal kehadiran TNI adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi kepada warga di beberapa kampung.

Namun, situasi berubah saat aparat dihadang kelompok bersenjata. TNI pun melakukan operasi penindakan yang diklaim terukur dan profesional.

Berikut rangkuman fakta-fakta penting dari insiden tersebut:

1. 18 Anggota OPM Ditembak Mati

TNI menyebutkan bahwa operasi ini menewaskan sejumlah anggota kelompok bersenjata. Informasi ini diperoleh dari laporan resmi satuan tugas di lapangan.

“Berdasarkan laporan resmi di lapangan, sebanyak 18 anggota OPM tewas,” ujar Dansatgas Media Koops Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono kepada wartawan, Kamis, 15 Mei 2025.

Jumlah tersebut menunjukkan skala besar dalam kontak senjata yang terjadi. Operasi ini kemudian berlanjut dengan sterilisasi beberapa kampung dari aktivitas OPM.

Baca juga: TNI Lumpuhkan 18 OPM di Intan Jaya

2. Insiden Terjadi Saat TNI Ingin Layani Warga

Kedatangan TNI ke Distrik Sugapa awalnya untuk misi kemanusiaan. Mereka berencana memberikan layanan kesehatan dan edukasi kepada warga.

Beberapa kampung tujuan antara lain Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.

Peristiwa itu terjadi di Distrik Sugapa, Intan Jaya pada Rabu, 14 Mei 2025 sekitar pukul 04.00 WIT. Saat itu, aparat TNI hendak memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi ke warga di Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.

Namun, niat tersebut tidak diterima baik oleh kelompok bersenjata di wilayah tersebut. Mereka justru menghalangi dan memanipulasi kehadiran TNI.

3. OPM Gunakan Warga Sebagai Tameng Hidup

TNI menyatakan bahwa kelompok OPM menggunakan taktik manipulatif yang berisiko tinggi bagi warga. Mereka disebut menjadikan masyarakat sipil sebagai pelindung agar aparat tidak menyerang.

Tak hanya itu, kelompok ini juga menyebarkan informasi yang memutarbalikkan fakta.

“Kedatangan TNI justru dimanipulasi oleh kelompok bersenjata OPM dengan menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup, dan menyebarkan informasi bahwa kedatangan TNI akan mengancam nyawa masyarakat,” kata Iwan.

Strategi ini justru membahayakan keselamatan warga sipil sendiri. Kondisi itulah yang mendorong TNI mengambil langkah tegas.

4. Operasi Dipimpin Komando Operasi TNI Habema

Operasi penindakan dilakukan oleh pasukan gabungan TNI. Mereka berada di bawah kendali Komando Operasi TNI Habema.

Langkah ini dilakukan demi menanggulangi ancaman kelompok bersenjata yang telah menimbulkan ketegangan.

Pasukan gabungan TNI yang di bawah kendali Komando Operasi TNI Habema kemudian melakukan penindakan terhadap kelompok OPM. TNI pun berhasil mengamankan situasi di Distrik Sugapa.

Setelah kontak senjata, aparat berhasil menguasai situasi. Mereka juga mengamankan beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai OPM.

5. Wilayah Sugapa Lama dan Bambu Kuning Disterilkan

Pembersihan wilayah dilakukan sejak dini hari. Fokus utamanya adalah dua kampung yang selama ini diduga menjadi basis aktivitas OPM.

Operasi ini diklaim berlangsung profesional dan sesuai prosedur.

“Operasi yang dilaksanakan secara terukur dan profesional sejak dini hari pada Selasa. TNI berhasil mensterilkan wilayah Kampung Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning dari aktivitas OPM yang dipimpin oleh Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker,” tegasnya.

Ketiga nama yang disebut merupakan tokoh penting dalam struktur kelompok bersenjata di wilayah itu. Dengan pembersihan ini, TNI berharap bisa mengurangi eskalasi kekerasan.

6. Barang Bukti: Senjata, Amunisi, dan Bendera OPM

Dalam operasi tersebut, aparat tidak hanya menghalau ancaman. Mereka juga berhasil menyita sejumlah barang bukti yang digunakan dalam aktivitas bersenjata.

Temuan ini termasuk senjata api, panah, hingga simbol-simbol separatisme.

Dalam operasi tersebut, aparat TNI juga menyita sejumlah barang bukti di antaranya 1 pucuk senjata organik AK-47, 1 pucuk senjata rakitan, puluhan butir amunisi berbagai kaliber. Kemudian busur dan anak panah, bendera Bintang Kejora serta alat komunikasi.

Barang-barang tersebut memperkuat dugaan bahwa kampung-kampung tersebut telah menjadi markas OPM. Keberadaan senjata dan bendera menjadi bukti aktivitas separatis yang terorganisasi.

7. Misi Utama: Pulihkan Rasa Aman Masyarakat

Pihak TNI menegaskan bahwa misi utama mereka bukan semata operasi militer, tetapi menghadirkan kembali rasa aman bagi masyarakat. Operasi ini juga untuk memastikan layanan publik tidak lagi terganggu.

Koops Habema juga menyampaikan bahwa tidak ada korban dari pihak TNI.

“Seluruh personel TNI yang terlibat dilaporkan dalam kondisi aman dan lengkap. Saat ini pasukan masih bersiaga di beberapa sektor guna mengantisipasi kemungkinan pergerakan kelompok yang tersisa,” bebernya.

Langkah pengamanan masih terus dilakukan untuk mencegah kejadian susulan. Stabilitas wilayah menjadi prioritas berikutnya.

8. Operasi Ini untuk Dukung Pembangunan dan Pelayanan

Dansatgas menutup pernyataannya dengan penekanan bahwa operasi tersebut mendukung pembangunan Papua. Ia menyebut warga perlu layanan publik yang bebas dari intimidasi dan ancaman bersenjata.

Dengan mengamankan wilayah-wilayah strategis, diharapkan aktivitas pemerintahan bisa berjalan kembali.

Sementara itu Dansatgas Media Koops Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono mengatakan operasi ini menjadi langkah penting dalam menghadirkan kembali rasa aman bagi masyarakat. Pihaknya juga memastikan proses pembangunan serta pelayanan publik dapat berjalan tanpa gangguan.

Kondisi kondusif diharapkan dapat mempercepat pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat. TNI menegaskan akan tetap bersiaga bila diperlukan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Rodhi Aulia)