Ilustrasi. Foto: Medcom
Atalya Puspa • 3 February 2025 09:58
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa Indonesia tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca di berbagai wilayah. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat dinamika atmosfer yang kompleks.
Berdasarkan analisis terbaru BMKG per 2 Februari 2025, teridentifikasi dua bibit siklon tropis aktif yang berada di sekitar wilayah selatan Indonesia, yaitu Bibit Siklon 99S yang tumbuh di Samudra Hindia selatan Banten dan Bibit Siklon 90S yang tumbuh di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sedangkan bibit Siklon 96P yang sebelumnya terbentuk di sekitar Teluk Carpentaria berstatus meluruh menjadi sirkulasi tekanan rendah dan sudah masuk daratan benua Australia. Namun, masih berkontribusi dalam membentuk pola cuaca di wilayah Indonesia.
“Kehadiran dua bibit siklon tropis yg masih aktif dan satu bibit siklon yang telah meluruh tersebut cukup meningkatkan kondisi dinamika atmosfer pada periode puncak musim hujan saat ini. Kombinasi antara bibit siklon, fenomena La Niña lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, dan aktivitas gelombang atmosfer, serta Madden Julian Oscillation (MJO) akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita, saat dikutip dari Media Indonesia, Senin, 3 Februari 2025.
Meskipun bibit siklon 99S dan 90S di selatan Indonesia diprediksi bergerak ke arah barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia, tetapi dampak tidak langsungnya tetap terasa. Yakni, peningkatan curah hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah.
Dalam sepekan terakhir, berbagai wilayah di Indonesia telah mengalami hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem. Beberapa catatan curah hujan tertinggi meliputi Kalimantan Timur dengan curah hujan 229 mm/hari dan Sulawesi Tengah 192 mm/hari pada 26 Januari, Kepulauan Riau 154 mm/hari pada 27 Januari, serta Jabodetabek yang mencatat curah hujan hingga 264 mm/hari pada 28 Januari.
Di wilayah lain, NTT mencatat curah hujan 105 mm/hari, Jawa Timur 137.8 mm/hari, Jawa Tengah 110.7 mm/hari, dan Sulawesi Selatan 106.2 mm/hari pada 29 Januari, kemudian di Papua Barat terukur 112 mm/hari pada 31 Januari 2025.
Baca juga:
BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi |