Peta Kota Damaskus. Dok. Google Map
M Rodhi Aulia • 30 April 2025 11:58
Jakarta: Damaskus, ibu kota Suriah, bukan hanya terkenal karena sejarahnya yang panjang, tetapi juga karena statusnya sebagai salah satu kota tertua yang terus dihuni di dunia. Didirikan lebih dari 10.000 tahun yang lalu, kota ini terletak di persimpangan jalan antara Timur dan Barat, yang membuatnya menjadi pusat budaya dan perdagangan yang sangat penting sejak zaman kuno. Damaskus masih berdiri kokoh hingga hari ini, dengan jejak-jejak sejarah yang tak ternilai harganya.
Kota yang sudah ada sejak milenium ke-3 SM ini awalnya dihuni oleh manusia sejak 8.000 hingga 10.000 SM, seperti yang dibuktikan oleh penggalian di sekitar kota. Namun, Damaskus baru mulai dikenal luas setelah kedatangan orang Aram sekitar abad pertama SM. Sejak saat itu, kota ini terus berkembang, menjadi pusat peradaban yang kaya akan budaya dan sejarah.
Damaskus mencapai puncaknya pada abad ke-8 ketika menjadi ibu kota Kekhalifahan Umayyah, kerajaan Islam pertama. Di sinilah kota ini berkembang pesat, menjadi pusat kebudayaan, agama, dan perdagangan dunia Islam. Selain itu, Damaskus juga dikenal sebagai tempat produksi kerajinan seperti pedang dan renda yang terkenal di seluruh dunia. Bahkan hingga kini, Damaskus tetap menjadi kota yang hidup dengan sejarah yang begitu kuat.
Dikutip dari laman resmi UNESCO, Rabu, 30 April 2025, Damaskus memiliki lebih dari 125 monumen bersejarah yang masih berdiri hingga sekarang. Dari Masjid Agung Umayyah yang megah, hingga tembok kota yang kokoh, setiap sudut Damaskus menyimpan cerita yang menggambarkan perjalanan panjang peradaban dunia. Kota ini benar-benar menjadi saksi bisu berbagai perubahan yang terjadi sepanjang sejarah.
Baca juga: Jelajah Keindahan Kota Tertua di Turki
Damaskus tidak hanya menjadi kota yang terus dihuni selama ribuan tahun, tetapi juga saksi penting dari perjalanan panjang sejarah dunia. Dalam penggalian yang dilakukan di sekitar kota, para arkeolog menemukan bahwa Damaskus sudah dihuni sejak zaman prasejarah, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Setelah kedatangan orang Aram pada abad pertama SM, Damaskus mulai berkembang pesat sebagai pusat budaya dan perdagangan yang besar.
Pada abad ke-8, Damaskus mencapai kejayaan ketika menjadi ibu kota Kekhalifahan Umayyah. Kota ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga pusat kebudayaan dan seni yang sangat berpengaruh di dunia Islam. Dalam masa ini, Damaskus terkenal dengan industri kerajinannya, terutama pembuatan pedang dan renda yang kualitasnya sangat dihargai di seluruh dunia.
Salah satu daya tarik utama Damaskus adalah keindahan arsitekturnya yang mencerminkan sejarah panjang kota ini. Salah satu monumen paling terkenal adalah Masjid Agung Umayyah, yang dibangun pada abad ke-8 di atas situs kuil Romawi. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol penting dari pertemuan berbagai budaya yang ada di Damaskus. Selain itu, kota ini memiliki lebih dari 125 monumen lainnya, termasuk Benteng Damaskus, Istana Azem, dan khan yang menunjukkan kekayaan budaya yang dimiliki kota ini.
Keindahan arsitektur Damaskus juga terlihat dari struktur kota yang masih mempertahankan rencana tata kota Romawi, dengan jalan-jalan utama yang mengarah ke utara-selatan dan timur-barat. Bangunan-bangunan bersejarah ini tidak hanya menunjukkan kemajuan peradaban pada masa lalu, tetapi juga menjadi bukti bahwa Damaskus memiliki perencanaan kota yang luar biasa sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai salah satu kota tertua yang masih dihuni, Damaskus memiliki warisan budaya yang sangat kaya dan beragam. Kota ini telah menyaksikan pengaruh berbagai peradaban besar, seperti Romawi, Bizantium, dan Islam. Bahkan, meskipun kini mayoritas penduduknya beragama Islam, jejak-jejak peradaban Romawi dan Bizantium masih terlihat jelas di berbagai sudut kota.
Sebagai ibu kota Kekhalifahan Umayyah, Damaskus memainkan peran besar dalam perkembangan dunia Islam, terutama dalam hal arsitektur dan perencanaan kota. Masjid Agung Umayyah, yang terletak di pusat kota, menjadi simbol utama dari kebesaran peradaban Islam di Damaskus. Kota ini juga dikenal sebagai pusat intelektual, seni, dan kebudayaan dunia Islam pada masanya.
Sebagai situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO, Damaskus terus berusaha mempertahankan keaslian dan integritas situs-situs bersejarahnya. Meskipun kota ini telah melalui berbagai tantangan, terutama di masa-masa konflik, upaya konservasi dan perlindungan terus dilakukan untuk menjaga agar warisan budaya ini tidak hilang. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga agar pembangunan modern tidak merusak nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam kota tua Damaskus.
Meskipun demikian, Damaskus tetap menjadi kota yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari. Dengan segala keindahan dan kekayaannya, kota ini tidak hanya menjadi simbol peradaban yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi juga menjadi contoh nyata dari ketahanan budaya yang mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan.