Momen Terakhir Paus Fransiskus Diwarnai Ucapan Syukur dan Cinta untuk Umat

Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus. Foto: Vatican News

Momen Terakhir Paus Fransiskus Diwarnai Ucapan Syukur dan Cinta untuk Umat

Fajar Nugraha • 23 April 2025 09:54

Vatikan: Ucapan terakhir Paus Fransiskus sebelum wafat menjadi penutup yang penuh makna dalam pelayanannya sebagai pemimpin Gereja Katolik.

Dalam kondisi yang sudah melemah, ia sempat mengucapkan terima kasih kepada asisten medis pribadinya, Massimiliano Strappetti, atas dorongan untuk kembali menyapa umat di Basilika Santo Petrus, Minggu Paskah lalu, dalam perjalanan terakhirnya menggunakan mobil kepausan.

"Terima kasih telah membawaku kembali ke Lapangan,” ucap Paus Fransiskus, seperti yang diutarakan Strappetti, seperti dikutip Vatican News, Rabu 23 April 2025. 

Ucapan tersebut ditujukan kepada Strappetti, perawat yang selama bertahun-tahun mendampingi Paus dan yang sebelumnya disanjung oleh pemimpin Gereja Katolik itu karena menyarankan operasi usus besar yang menyelamatkan nyawanya. Pada 2022, Paus Fransiskus secara resmi mengangkat Strappetti sebagai asisten kesehatan pribadi.

Momen perpisahan di tengah umat

Strappetti terus berada di sisi Paus selama 38 hari masa rawat inap di Rumah Sakit Gemelli, Roma, serta selama masa pemulihan di kediaman Paus, Casa Santa Marta. Ia juga mendampingi Paus saat memberikan berkat Urbi et Orbi dari balkon Basilika Santo Petrus pada hari Minggu Paskah.

Sehari sebelumnya, keduanya sempat melakukan tinjauan rute di Basilika Santo Petrus yang akan dilalui Paus keesokan harinya. Meskipun kondisi fisik belum sepenuhnya pulih, Paus Fransiskus ingin memberikan kejutan terakhir kepada sekitar 50.000 umat yang hadir dengan kembali naik mobil kepausan setelah pemberkatan.

“Apakah menurutmu aku sanggup?” tanya Paus kepada Strappetti dengan nada ragu. 

Ajakan itu kemudian dijawab dengan persetujuan, dan momen itu menjadi terakhir kalinya ia menyapa secara langsung umat yang selalu menjadi pusat pelayanannya.

Di tengah lautan umat, Paus menyapa dengan penuh kasih, terutama anak-anak yang mendekat ke mobilnya. Walau terlihat kelelahan, Paus tetap menampilkan senyum dan semangat. 

Jam-jam terakhir yang tenang

Sepanjang Minggu sore, Paus beristirahat dan menikmati makan malam sederhana. Menjelang Subuh, sekitar pukul 05.30 pagi waktu setempat, kondisi kesehatannya mendadak memburuk. Mereka yang berjaga segera memberi pertolongan.

Sekitar satu jam kemudian, dalam keadaan terbaring di kamar lantai dua Casa Santa Marta, Paus memberikan isyarat perpisahan kepada Strappetti. Tidak lama setelahnya, ia jatuh dalam kondisi koma dan kemudian wafat.

Menurut keterangan dari pihak yang berada di sampingnya hingga akhir hayat, kepergian Paus terjadi dengan tenang, tanpa rasa sakit berkepanjangan maupun gejolak besar di publik. Ia menghembuskan napas terakhir secara damai dan sederhana, mencerminkan sikap pribadinya yang selama ini rendah hati dan tertutup soal kesehatan.

Paus Fransiskus berpulang sehari setelah menyampaikan berkat terakhirnya kepada umat sedunia dalam perayaan Paskah. Kehadirannya di Lapangan Santo Petrus menjadi penutup simbolis atas komitmen yang ia ucapkan sejak awal kepausannya pada 13 Maret 2013 untuk selalu berjalan bersama umat Kristiani.

Warisan yang ditinggalkan oleh Paus asal Argentina ini bukan hanya berupa ajaran, tetapi juga teladan hidup dalam kedekatan, empati, dan keterbukaan terhadap semua kalangan. Dan di tengah keheningan pagi itu, ucapannya yang tulus “Terima kasih telah membawaku kembali ke Lapangan” menjadi penegasan akan cintanya yang mendalam kepada umat yang selama ini ia gembalakan.


(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)