Aktivitas para siswa Sekolah Rakyat di Yogyakarta. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Para siswa Sekolah Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menghadapi tantangan dalam menjalani proses pembelajaran hingga kehidupan berasrama. Para siswa disebut alami persoalan dalam proses adaptasi kehidupan di sekolah berbasis asrama.
Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, mengatakan salah satu yang ditemui yakni pola istirahat para siswa yang belum bisa terjadwal. Ia mengatakan masih ditemukan banyak anak baru bisa tidur larut malam karena keluar malam sebelum masuk Sekolah Rakyat.
"Sekarang mereka harus masuk kamar jam sembilan malam, bangun jam setengah lima pagi. Itu bukan hal mudah," kata Endang saat dihubungi, Selasa, 22 Juli 2025.
Endang mengatakan perlu pengawasan panjang dalam proses kehidupan di Sekolah Rakyat. Menurut dia kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dilakukan dua bulan untuk memberi ruang cukup bagi para siswa untuk beradaptasi.
Selain persoalan pola istirahat, Endang juga menyebut ada temuan kerusakan karena shower di kamar mandi asrama. Ia mengatakan para siswa sekolah rakyat juga menghadapi kendala saat menggunakan kamar mandi tersebut karena belum pernah memakainya. Salah satu persoalan paling mencolok muncul dari kamar mandi.
"Di rumah mungkin pakai bak atau timba, di sini (asrama Sekolah Rakyat) pakai shower. Akhirnya fasilitas rusak," jelasnya.
Endang menyebut kini jajarannya tengah menindaklanjuti situasi itu dengan menguatkan peran wali asrama. Ia mengaku baru sekitar 50 persen dari total kebutuhan wali asrama yang mendampingi sebanyak 275 anak.
Menurut dia wali asrama ini memiliki peranan penting mengganti figur orang tua selama di Sekolah Rakyat. Selain itu, wali asrama juga ditugaskan menjadi penyemangat para siswa dalam menghadapi berbagai hal, termasuk persoalan yang dihadapi.
Ia mengungkapkan ada juga temuan siswa mengalami kekurangan berat badan hingga anemia. Kemudian, ada pula tiga siswa berkebutuhan; satu disabilitas fisik dan dua sisanya disabilitas mental.
"Situasi demikian memang perlu kami dampingi khusus. Sudah kami petakan masalah dan kebutuhan khusus mereka. Nanti akan ada penanganan lebih lanjut," ujarnya.