Menkomdigi Meutya Hafid saat turut tampil pada pertunjukan 'JIWA' di Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025. Foto: Istimewa/Kemkomdigi.
Husen Miftahudin • 14 August 2025 08:30
Osaka: Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) merangkai sajian tarian, musik, dan visual digital untuk mengirim pesan diplomasi budaya di panggung dunia. Salah satunya pertunjukan JIWA (Journey Indonesia’s Wisdom & Arts) yang menjadi suguhan utama pada Paviliun Indonesia di gelaran Osaka Expo 2025.
Kehadiran delegasi kesenian yang diinisiasi Kemkomdigi itu juga menjadi bagian dari upaya turut meramaikan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, yang menegaskan panggung internasional adalah juga ruang bagi bangsa untuk merayakan jati dirinya.
Kisahnya terinspirasi dari Kasepuhan Gelar Alam, komunitas adat di Sukabumi, Jawa Barat, yang setia pada tradisi bertani alami, leuit (lumbung padi), dan ritual adat. Sejak 2009, lewat program Internet Masuk Desa dari Kemkomdigi, mereka terhubung dengan dunia luar.
Konektivitas di Gelar Alam kemudian dikembangkan lebih lanjut melalui program Digital Access Program (DAP) yang diinisiasi oleh British Embassy Jakarta (BEJ) & Association for Progressive Communications (APC).
Kini, 15 teknisi lokal mengelola jaringan internet untuk lebih dari 900 pengguna, memasarkan hasil pertanian dan kerajinan secara daring, dan membuka sekolah internet untuk literasi digital warga.
"Pemilihan Gelar Alam karena kawasan tersebut sebagai penghasil padi, penopang program ketahanan pangan yang merupakan program Astacita Presiden Prabowo Subianto," kata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Osaka Expo 2025, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 14 Agustus 2025.
Baca juga: Komdigi Percepat Koneksi Unggah Data Penyelenggaraan Program Cek Kesehatan Gratis |