BRICS Bukan Anti-Barat, Tapi Aksi Kolektif Negara Berkembang

Mantan Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy. Foto: YouTube/CSIS

BRICS Bukan Anti-Barat, Tapi Aksi Kolektif Negara Berkembang

Fajar Nugraha • 17 April 2025 23:28

Jakarta: Mantan Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy, menyebut keikutsertaan negara-negara berkembang dalam BRICS sebagai bentuk aktivisme, bukan sentimen anti-Barat.

Ia menegaskan bahwa saat ini bukan lagi waktunya untuk hanya menegaskan prinsip, melainkan bertindak konkret menghadapi tantangan global.

"Ini bukan menentang siapapun, ini untuk kita semua. Ini adalah saat untuk tindakan, bukan hanya reafirmasi prinsip," ujar Fahmy dalam forum publik peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika, Kamis 17 April 2025.

Menurutnya, bergabung dengan BRICS bukan soal ideologis, tetapi soal pragmatisme kolektif untuk memperluas ruang bagi negara-negara berkembang mencari solusi konkret atas persoalan mendesak.

"BRICS adalah jalan aktivisme. Kita harus mengambil kesempatan ini. Tidak harus sepakat dalam semua hal, tapi ada nilai dari kebersamaan," ujar Fahmy.

Fahmy juga menyinggung pentingnya proposal nyata dalam isu-isu mendesak seperti utang negara-negara berkembang. 

"Kalau isu ini tidak diselesaikan, dalam jangka panjang akan menjadi persoalan besar," pungkas Fahmy.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)