Ilustrasi emas. Foto: Unplash
Annisa Ayu Artanti • 15 January 2025 12:23
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) berpeluang menguat mengabaikan kekhawatiran pasar terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang sempat mendominasi sentimen pasar pada awal pekan.
Pada Selasa, optimisme perlahan kembali hadir setelah kabar bahwa pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan penerapan rencana tarifnya secara bertahap untuk menghindari lonjakan inflasi.
Menurut Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan tren bullish mulai terbentuk kembali pada XAU/USD.
"Kombinasi candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini memperlihatkan peluang penguatan harga emas," tulis Andy dalam analisisnya, Rabu, 15 Januari 2025.
Andy memproyeksikan XAU/USD memiliki potensi untuk naik hingga level USD2.696. Namun, ia juga mengingatkan jika terjadi pembalikan arah (reversal), harga emas bisa terkoreksi turun menuju USD2.658 sebagai target terdekat.
.jpg)
Ilustrasi emas. Foto: Bappebti
Pada perdagangan kemarin, harga emas berada di sekitar USD2.669 tertahan oleh kehati-hatian para pedagang menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump. Para pelaku pasar juga mencermati rilis data ekonomi penting pekan ini, termasuk Indeks Harga Produsen (IHP) pada Selasa dan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Rabu.
Andy menyoroti angka IHP yang lebih tinggi dari ekspektasi dapat memengaruhi ekspektasi inflasi, yang pada akhirnya berdampak pada rilis IHK.
"Jika kedua data ini menunjukkan kenaikan signifikan, imbal hasil obligasi AS bisa kembali melonjak, memberikan tekanan pada emas," tutur dia.
Emas berpeluang menguat kembali
Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada di 4,753 persen, turun dari level tertinggi 14 bulan di 4,802 persen yang tercapai pada Senin. Penurunan ini memberikan ruang bagi harga emas untuk mencoba menguat kembali.
Berdasarkan data dari alat Fedwatch CME, ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed juga masih terbelah. Peluang The Fed mempertahankan suku bunga hingga pertemuan pada 18 Juni berada di 47,2 persen, sementara 52,8 persen sisanya memperkirakan potensi penurunan suku bunga.
Jika data inflasi mendatang menunjukkan tekanan yang lebih besar, kemungkinan penurunan suku bunga pada 2025 dapat semakin mengecil. Melihat perkembangan saat ini, Andy Nugraha menyarankan agar pedagang tetap berhati-hati.
"Kombinasi antara data ekonomi yang akan dirilis, perubahan imbal hasil, dan sentimen pasar terhadap kebijakan Presiden terpilih Donald Trump akan menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan emas," jelas dia.
Untuk hari ini, XAU/USD memiliki potensi untuk melanjutkan kenaikan menuju USD2.696.