Khazanah Islam: Memaknai Nuzulul Quran

Jakarta: Pada bulan Ramadan, ada satu malam yang sangat istimewa dan diperingati oleh umat muslim, yaitu Nuzulul Quran. Malam Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya wahyu pertama, Alquran, kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira. Nuzulul Quran diperingati setiap malam 17 Ramadan.

“Turunnya Alquran itu adalah rahmat. Bukan saja untuk umat Islam, tapi juga semua umat manusia, bahkan rahmatan lil’alamin,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Nasaruddin Umar.

Nuzulul Quran penting untuk dipelajari karena terdapat proses sosiologi. “Kenapa waktu Nabi di Makkah ayat-ayat yang dipilih Jibril untuk turun adalah ayang yang mempersiapkan pangkalan pendaratannya hukum-hukum itu. Jadi sifatnya akidah. Yang turun di Makkah itu ayat-ayat akidah,” ucap Prof. Nasaruddin Umar.
 

Baca juga:  Rayakan Lebaran dengan Wisata, Kuliner, dan Belanja di PIK

Nuzulul Quran selain menjadi momen turunnya wahyu Alquran, sekaligus menandakan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW. Hal ini disebutkan oleh Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia, Nyai Hj. Dra. Badriah Fayumi, Lc, M.A.

“Dalam peristiwa Nuzulul Quran ada tiga tokoh sentral. Pertama Malaikat Jibril yang membawa wahyu. Kedua, Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu. Ketiga, istri Nabi yaitu Khadijah RA yang meyakinkan Rasulullah bahwa yang diterimanya itu adalah betul-betul wahyu, bukan halusinasi,” kata Nyai.

Khadijah berperan besar dalam meyakinkan Nabi Muhammad SAW bahwa wahyu yang diterimanya bukan halusinasi, bukan kebohongan, tetapi itu adalah benar-benar dari Allah SWT.

“Khadijah juga orang yang pertama kali menyatakan keimanannya, sebelum yang lainnya,” ucapnya.

Selengkapnya mengenai program Khazanah Islam bisa Anda saksikan melalui tautan ini.