Banjir Bandang di Meksiko Renggut 47 Jiwa, Ratusan Rumah Hanyut

Bencana banjir kerap melanda Meksiko dari waktu ke waktu. (EFE)

Banjir Bandang di Meksiko Renggut 47 Jiwa, Ratusan Rumah Hanyut

Willy Haryono • 13 October 2025 18:44

Huauchinango: Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda negara bagian Puebla, Hidalgo, Querétaro, dan Veracruz di Meksiko sejak Kamis, 9 Oktober 2025, menewaskan sedikitnya 47 orang dan menghanyutkan ratusan rumah.

Di kota Huauchinango, Puebla, sungai pegunungan yang meluap tiba-tiba berubah menjadi aliran lumpur deras yang menyapu permukiman warga dalam hitungan menit, meninggalkan kehancuran dan duka mendalam.

Rosalia Ortega, 76 tahun, bersyukur dapat menemukan jasad saudara perempuannya yang tewas terseret arus, meski harus berhadapan dengan kenyataan pahit kehilangan keluarga dan rumah.

"Kami sedih, tapi setidaknya kami akan memberinya pemakaman Kristen," ujarnya kepada AFP, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 13 Oktober 2025.

Korban jiwa terus bertambah sementara akses ke sekitar 100 komunitas kecil masih terputus akibat jalan tertutup dan pemadaman listrik.

Dampak kerusakan dan upaya evakuasi

Kawasan pegunungan Sierra Madre Oriental yang membentang sepanjang pantai timur Meksiko menjadi episentrum bencana. Maria Salas, 49 tahun, seorang koki yang selamat, kehilangan lima anggota keluarganya saat rumah mereka ambruk diterjang longsor.

"Saya tidak bisa mengambil barang-barang saya, saya tidak bisa tidur di sana. Saya tidak punya apa-apa," keluhnya. Banyak keluarga yang selamat kesulitan membiayai pemakaman dan memulihkan sisa harta benda mereka.

Petra Rodríguez, 40 tahun, menggambarkan mencekamnya evakuasi yang dilakukannya bersama suami dan dua anaknya. "Kami berpegangan tangan sehingga jika air membawa salah satu dari kami, itu akan membawa kita semua," kenangnya.

Di bagian lain kota, guru Karina Galicia, 49 tahun, menunjukkan rumahnya yang rusak parah dan berbau apak, bersyukur keluarganya sempat menyelamatkan diri sebelum bangunan ambruk.

Penyebab bencana

Ahli meteorologi Isidro Cano menjelaskan hujan ekstrem ini dipicu oleh pergeseran musim dan pembentukan awan intensif akibat udara hangat dari Teluk Meksiko yang naik ke puncak gunung. Tahun 2025 tercatat sebagai periode dengan curah hujan tertinggi di Mexico City, memperparah kerentanan wilayah pegunungan terhadap banjir dan longsor.

Tim tentara dikerahkan menggunakan ekskavator untuk membersihkan jalan dari tumpukan puing. Warga yang rumahnya kurang rusak berusaha menguras air dengan peralatan seadanya, sementara keluarga seperti Adriana Vázquez, 48 tahun, hanya bisa menyaksikan runtuhnya rumah kayu dan seng milik kerabatnya.

Pemerintah setempat masih berjuang menjangkau wilayah-wilayah terisolir dan memperkirakan jumlah korban serta kerusakan masih akan bertambah. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Baca juga:  Korban Tewas Banjir di Meksiko Jadi 42 Orang, 27 Masih Hilang

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)