1.271 KK Terdampak Banjir Luapan Sungai Bedadung Jember

Petugas BPBD Jember mengevakuasi warga saat banjir menerjang pemukiman warga di salah satu perumahan di Jember, Senin malam, 15 Desember 2025. ANTARA/HO-BPBD Jember

1.271 KK Terdampak Banjir Luapan Sungai Bedadung Jember

Silvana Febiari • 16 December 2025 08:32

Jember: Sebanyak 1.271 kepala keluarga (KK) terdampak banjir luapan Sungai Bedadung, Jember, Jawa Timur, Senin malam, 15 Desember 2025. Sebagian warga terpaksa mengungsi dan dievakuasi karena ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.

"Banjir menerjang sejumlah kecamatan di Jember akibat hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat disertai angin kencang terjadi dalam waktu yang lama," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Indra Tri Purnomo, dikutip dari Antara, Selasa, 16 Desember 2025. 

Menurut dia, peringatan dini sudah disampaikan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem di Jember. Cuaca ekstrem ini berisiko menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor pada periode 11-20 Desember 2025.

"Hujan deras yang terjadi sejak Senin siang hingga sore hari menyebabkan beberapa sungai meluap seperti Sungai Bedadung, Kalijompo, Rembangan, Mayang, Gila, dan Sungai Dinoyo yang merendam ribuan rumah warga di beberapa kecamatan," ujarnya.
 


BPBD mencatat banjir terjadi di 20 lokasi yang tersebar di Kecamatan Patrang, Kaliwates, Sumbersari, Pakusari, Kalisat, dan Rambipuji dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga mencapai 2 meter. Akibatnya, warga diavekuasi ke tempat aman.

Kawasan Kampung Ledok, Kelurahan Jember Kidul juga diterjang banjir dengan air setinggi 80–120 sentimeter dan merendam 26 rumah warga. Rumah mantan Bupati Jember Hendy Siswanto turut kebanjiran.

Sementara di Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, ratusan rumah terdampak. Satu dapur warga dilaporkan ambruk dan beberapa rumah rusak akibat terjangan arus sungai yang deras.

Banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti jembatan Desa Patemon, Kecamatan Pakusari tergerus sepanjang 3 meter hingga putus. Jembatan sepanjang 20 meter tersebut kini tidak bisa dilalui kendaraan.

"Akses jembatan di Desa Patemon sementara tidak bisa digunakan karena jembatan putus diterjang banjir. Kini debit air sudah normal, namun kerusakan cukup parah dan perlu penanganan," jelas Indra. 


Ilustrasi banjir. Metrotvnews.com/Khairunnisa Puteri M


Kondisi paling parah terjadi di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji dengan total jumlah warga yang terdampak banjir mencapai 429 KK. Tim BPBD bersama relawan bahkan masih melakukan penanganan di lokasi hingga Selasa pukul 03.21 WIB.

Selain merendam ribuan rumah, banjir menyebabkan sejumlah warga mengungsi karena ketinggian air lebih dari 1,2 meter. Salah satunya di Perumahan Villa Indah, Kelurahan Tegal Besar tercatat sebanyak 40 KK atau sekitar 200 jiwa terdampak banjir.

"BPBD mendirikan tiga tenda keluarga sebagai tempat pengungsian sementara sampai air surut," tutur Indra.

Di kawasan Jalan Melon, Kecamatan Patrang, satu rumah warga hanyut. Empat KK juga terpaksa mengungsi ke musala karena rumah masih terendam air.

BPBD bersama instansi terkait telah menyalurkan bantuan logistik di sejumlah titik, antara lain di Kepatihan, Gladak Kembar dan Jalan Melon. Bantuan meliputi paket logistik, makanan siap saji, lauk pauk, peralatan masak dan makan, selimut, matras, kompor, hingga paket khusus lansia dan balita.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Silvana Febiari)