Uji coba rudal Korut. (KCNA/EPA Images)
Marcheilla Ariesta • 19 September 2024 14:06
Pyongyang: Korea Utara (Korut) menguji coba rudal balistik taktis baru menggunakan hulu ledak super besar. Tak hanya itu, mereka menggunakan rudal jelajah yang dimodifikasi pada Rabu, 18 September.
Uji coba dilakukan usai pemimpin Kim Jong-un menyerukan senjata konvensional dan kemampuan nuklir yang lebih kuat.
Uji coba untuk meningkatkan kemampuan senjata diperlukan karena ancaman serius yang ditimbulkan oleh kekuatan luar terhadap keamanan negara, kata Kim, yang memimpin uji coba tersebut.
Laporan tersebut menyusul peluncuran beberapa rudal balistik jarak pendek pada hari Rabu yang dilaporkan oleh militer Korea Selatan, yang merupakan kedua kalinya Korea Utara menguji coba rudal dalam seminggu.
Minggu lalu, Korea Utara juga meluncurkan fasilitas pengayaan uranium.
“Pemimpin Kim menekankan perlunya untuk terus memperkuat kekuatan nuklir dan memiliki kemampuan teknis militer terkuat serta kemampuan ofensif yang luar biasa di bidang senjata konvensional juga," kata KCNA, dikutip oleh VOA, Kamis, 19 September 2024.
Uji coba Rabu melibatkan rudal balistik taktis baru Hwasongpho-11-Da-4.5, yang mengindikasikan rudal tersebut merupakan bagian dari serangkaian rudal balistik jarak pendek yang tengah dikembangkan.
“Rudal tersebut dipasang dengan hulu ledak konvensional superbesar seberat 4,5 ton,” kata KCNA.
Media pemerintah Korea Utara melaporkan uji coba rudal dengan nama yang sama pada bulan Juli, yang dianggap sebagai keberhasilan parsial. Pada hari Kamis, media pemerintah merilis foto-foto proyektil yang menghantam sasaran di daerah perbukitan.
Militer Korea Selatan mengatakan, dua rudal balistik mendarat di daerah pegunungan di timur laut Korea Utara.
Uji coba peluncuran rudal semacam itu dengan tujuan untuk menghantam sasaran di daratan kemungkinan belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini diungkapkan Shin Seung-ki, yang merupakan kepala penelitian militer Korea Utara di Institut Analisis Pertahanan Korea yang dikelola pemerintah di Seoul.
Korea Utara secara rutin menguji coba rudal untuk dijatuhkan di laut atau di pulau tak berpenghuni.
Rudal khusus dengan sebutan Hwasongpho-11-Da-4.5 masih dalam tahap pengembangan, tetapi Rusia mungkin menginginkannya segera jika kinerja dan keandalannya dapat dijamin melalui pengujian lebih lanjut, kata Shin.
"Korea Utara ingin mempersingkat waktu tersebut semaksimal mungkin," katanya.
Pejabat Kyiv dan pakar independen mengatakan ada tanda-tanda beberapa rudal yang digunakan Rusia dalam perang melawan Ukraina adalah buatan Korea Utara, termasuk beberapa yang diproduksi tahun ini. Moskow dan Pyongyang sama-sama membantah adanya perdagangan atau pengiriman senjata ilegal.
“Militer Korea Utara juga menguji rudal jelajah strategis yang telah ditingkatkan untuk penggunaan tempur,” kata KCNA.
Korea Utara telah mengkritik latihan militer oleh militer Korea Selatan dan AS, termasuk latihan skala besar yang dilakukan musim panas ini, sebagai persiapan untuk perang di semenanjung Korea.
Sekutu mengatakan latihan tersebut bersifat defensif dan ditujukan untuk menjaga kesiapan terhadap agresi Korea Utara.
Baca juga: Perdamaian di Kawasan Makin Terancam dengan Ambisi Nuklir Korea Utara